Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pelemahan tersebut yang terjadi dalam data aktivitas bisnis ikut memperkuat perkiraan pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di tahun 2024 ini. Ini menjadi sentimen positif bagi saham.

Di sisi lain, Yield obligasi Pemerintah AS turun menyusul penurunan Indeks Manufaktur (Flash) di AS ke 49,9 di April 2024 dari sebelumnya 51,9 di Maret 2024. Kondisi ini bersamaan dengan potensi deeskalasi ketegangan di Timur Tengah yang juga berpotensi kembali menggeser time frame pemangkasan suku bunga The Fed.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia kemungkinan akan menunda pelonggaran moneter hingga tutup tahun ini, atau mungkin di awal tahun 2025, sembari menunggu ketidakpastian seputar arah suku bunga acuan Federal Reserve.

Sebanyak 20 dari 21 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan Bank Indonesia akan menunda penurunan suku bunga, dengan sebagian besar memperkirakan pelonggaran suku bunga pada Kuartal IV-2024, dan ada beberapa yang memperkirakan pada periode Januari—Maret tahun depan. 

Dengan kata lain, Bank Sentral kemungkinan besar akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur Rabu hari ini, menurut 30 dari 41 analis dalam survei terpisah, dan sisanya memperkirakan kemungkinan kenaikan BI-Rate sebesar seperempat poin menjadi 6,25%.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, selain itu, investor juga mengantisipasi rilis sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang dapat memberikan petunjuk terbaru mengenai ‘Kapan’ Federal Reserve kemungkinan besar akan mulai memangkas suku bunga acuan.

“Minggu ini, investor akan fokus pada rilis data Penjualan Rumah Baru (New Home Sales) pada hari Selasa, Pesanan Barang Tahan Lama (Durable Goods Orders) pada hari Rabu, Produk Domestik Bruto (PDB) Kuartal I-2024 pada hari Kamis dan Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index pada hari Jumat,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,52% ke 7.110 disertai oleh munculnya volume pembelian.

Selama IHSG masih mampu berada di atas 7.026 sebagai support terdekatnya, maka posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave B dari wave (2). Hal tersebut berarti IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji rentang area 7.189 hingga 7.290,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (24/4/2024).

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ACES, BRIS, HRUM, dan PTBA.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi lanjut menguat, untuk uji resistance 7.180 pada Rabu (24/4).

“IHSG berpotensi untuk menguji resistance 7.180 pada Rabu (24/4). Secara teknikal, terdapat potensi golden cross pada Stochastic RSI serta penyempitan negative slope pada MACD dari penguatan Selasa (23/4),” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham BBCA, ICBP, CPIN, CTRA, TOWR, TBIG, dan ISAT.

(fad)

No more pages