Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Amblas ke Rp16.000/US$, Saham Properti dan Farmasi Anjlok

Muhammad Julian Fadli
12 April 2024 11:40

Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun berjalan 2024. Kurs acuan Bank Indonesia yaitu Jakarta Interbank Spot Dollar Rate pada 5 April 2024, penutupan perdagangan sebelum Libur Idul Fitri 1445 H, ada di Rp15.873, dari sebelumnya Rp15.439 pada penutupan tahun 2023.

Tekanan terhadap nilai tukar rupiah memang terus bergulir sepanjang tahun dengan sentimen eksternal jadi pendukung utama pelemahan rupiah, Jumat (12/4/2024). Terbaru, rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) mencatatkan inflasi inti Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) meningkat 0,4% dari bulan Februari, melampaui perkiraan selama tiga bulan berturut-turut.

Informasi Kurs JISDOR pada hari Selasa, 27 Februari 2023 (Sumber Bank Indonesia)

Bila pasar dalam negeri, atau BI melangsungkan perdagangannya hari ini, ada potensi rupiah akan melanjutkan tren pelemahan. Mencermati lebih lanjut, sinyal pelemahan rupiah hari ini sudah mulai terasa, setelah perdagangan di pasar forward. Kontrak Non Deliverable Forward (NDF) rupiah 1 bulan sudah ambles ke level Rp16.030/US$ di pasar New York, Amerika, kemarin.

Pagi ini rupiah di pasar NDF, mengutip Bloomberg, serta Investing juga sudah melemah menembus Rp16.060/US$.

Tekanan pada rupiah diprediksi masih akan berlanjut akibat dolar AS yang semakin perkasa melanjutkan penguatannya sejak awal tahun. Ini merupakan sinyal paling pasti dari pandangan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed yang akan semakin panjang ‘Higher for Longer’ dalam hal mempertahankan suku bunga acuan pada level tertinggi dalam dua dekade.