Logo Bloomberg Technoz

BI Pilih Kuras Cadev Ketimbang Kerek Bunga Lagi

Tim Riset Bloomberg Technoz
08 April 2024 08:20

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Januari 2024. (Bloomberg Tehnoz/Azura Yumna)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Januari 2024. (Bloomberg Tehnoz/Azura Yumna)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) dinilai masih akan memilih langkah intervensi langsung di pasar untuk menahan tekanan terhadap nilai tukar rupiah, meskipun hal itu akan menguras nilai cadangan devisa lebih besar lagi ke depan.

Nilai cadangan devisa telah berkurang US$3,6 miliar selama Maret, penurunan bulanan terbesar sejak Mei 2023. Sepanjang kuartal 1-2024, cadangan devisa Indonesia sudah terkuras sekitar US$6 miliar.

Di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan bunga acuan bila rupiah terus tertekan, analis asing melihat pelemahan rupiah saat ini lebih karena kebangkitan dolar Amerika Serikat di pasar global. Oleh karena itu, ada potensi tekanan pada rupiah sifatnya temporer dan akhirnya akan menguat lagi pada akhir tahun nanti.

"Pelemahan rupiah belakangan ini lebih karena nilai dolar AS yang menguat. Sepertinya BI akan mengabaikan tekanan pelemahan seperti ini karena bank sentral masih percaya fundamental ekonomi akan membawa rupiah kembali kuat ketika kekuatan dolar AS memudar," kata Ekonom Senior ING Group NV Nicholas Mapa seperti dikutip dari Bloomberg News, pekan lalu.

Dengan kata lain, BI mungkin belum akan mengubah kebijakan bunga acuan demi membantu rupiah serta cenderung tetap pada strategi utamanya yaitu melakukan intervensi langsung baik ke pasar spot, pasar forward, dan surat utang negara untuk menyeimbangkan supply-demand valas.