Logo Bloomberg Technoz

Inflasi AS Melambat, Rupiah dan Mata Uang Asia Menguat

Ruisa Khoiriyah
15 March 2023 10:01

Pelemahan nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS terus tertekan (Bloomberg)
Pelemahan nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS terus tertekan (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah pagi ini bergerak menyusul rebound besar-besaran di pasar keuangan global selepas rilis data inflasi Amerika Serikat (AS). Data tersebut memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan lebih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga acuan.

Mengutip data Bloomberg, Rabu (15/3/2023) pukul 09:51 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 15.348. Menguat 37 poin dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

“Risiko secara umum masih ada di pasar [tapi] kami menggarisbawahi bahwa posisi [aset] emerging market sudah sangat rendah [murah],” ujar Geoffrey Yu, Senior Strategist for EMEA Markets BNY Mellon seperti dikutip Bloomberg News.

Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics mengumumkan inflasi AS yang diukur dari Indeks Harga Konsumen naik 6% pada Februari 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Melambat dibandingkan Januari 2023 di mana inflasi tercatat 6,4%.

Kini, pasar swap memperkirakan peluang kenaikan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) dan 50 bps hampir sama besarnya. Sebelumnya, peluang kenaikan 50 bps lebih besar.