Logo Bloomberg Technoz

Mantan Mendag: Stok Nikel RI Tak Cukup Buat EV, Makanya Ada LFP

Dovana Hasiana
30 January 2024 08:10

Nikel sulfat./Bloomberg-SeongJoon Cho
Nikel sulfat./Bloomberg-SeongJoon Cho

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berpendapat pasokan nikel Indonesia tidak akan mencukupi kebutuhan permintaan untuk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) pada masa depan.

Menurut Lutfi, hal itulah sebenarnya yang menyebabkan banyak produsen kendaraan listrik mulai menghembangkan lithium ferro phosphate (LFP) sebagai alternatif bahan baku baterai EV.

“Kita bicarakan [kebutuhan bahan baku baterai] ini adalah untuk yang mobil [listrik]. Mobil kebutuhannya besar sekali terutama untuk EV battery besar sekali, mereka mesti mencari alternatif. LFP ini adalah alternatif,” ujar Lutfi dalam acara Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Talkshow: Blak-blakan Soal Mobil Nasional dan Polemik LFP vs Nikel, Senin (29/1/2024).

“Memang sudah disadari bahwa nikel itu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan permintaan untuk baterai, terutama untuk sustainable technology pada masa yang akan datang. Hukumnya itu pokoknya nikel ini tidak cukup,” lanjutnya. 

Ilustrasi baterai LFP. (Unsplash/Kumpan Electric)

Di lain sisi, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) justru optimistis pasokan nikel Indonesia bakal bertahan hingga 50 tahun ke depan. Sebab, potensi cadangan nikel di Indonesia diklaim masih mencapai 5 miliar ton.