Logo Bloomberg Technoz

2 Baterai Jenis Baru Mulai Tenar, RI Masih Ributkan LFP Vs Nikel

Wike Dita Herlinda
29 January 2024 08:10

Bengisian daya baterai kendaraan listrik./Bloomberg-Michaela Nagyidaiova
Bengisian daya baterai kendaraan listrik./Bloomberg-Michaela Nagyidaiova

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pada saat publik Indonesia masih saja memperdebatkan plus-minus baterai kendaraan listrik atau electric vehicle berbasis nikel dan lithium ferro phosphate (LFP), berbagai inovasi baterai alternatif teranyar terus dikembangkan dengan pesat di tingkat global.

Di luar LFP, produsen kendaraan listrik dan baterai berlomba untuk mengomersialkan teknologi termutakhir — seperti anoda generasi berikutnya, baterai natrium-ion atau sodium-ion dan solid-state — untuk memberi daya pada kendaraan listrik dengan lebih murah dan efisien.

Awal tahun ini, misalnya, Volkswagen AG mengatakan startup baterainya telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dengan sel solid-state untuk kendaraan listrik. Ini menandakan pencapaian baru bagi produsen mobil Jerman tersebut dalam upayanya untuk membuat kendaraan listrik lebih efisien dan lebih murah.

Untuk diketahui, baterai solid-state menggantikan elektrolit cair konvensional dan pemisahnya, yang keduanya mudah terbakar, dengan pemisah padat yang terbuat dari keramik, kaca, atau polimer.

Inovasi ini, jika terbukti berhasil di luar laboratorium dan direproduksi dengan sempurna ratusan ribu kali di pabrik, dapat membuat baterai kendaraan listrik lebih aman, lebih kecil, dan pengisian dayanya lebih cepat.