Logo Bloomberg Technoz

Alhasil, sebagai konsekuensi, perusahaan asuransi yang menjual unit link melepaskan (redemption) dana investasi mereka di reksa dana, terutama untuk produk reksa dana saham.

Data OJK terakhir mencatat, nilai investasi perusahaan asuransi jiwa di reksa dana per September 2023 tinggal Rp86,82 triliun, anjlok 30% dibanding September 2022 atau berkurang sedikitnya Rp36,57 triliun dalam 12 bulan. Perusahaan asuransi jiwa akhirnya banyak mengalihkan investasi di SBN di mana selama sembilan bulan 2023 posisi mereka bertambah Rp17,5 triliun menjadi Rp154,55 triliun dan di saham sebesar Rp147,7 triliun.

Keluhan tentang Unit Link

Kemunculan unit link sejak lebih dari satu dasawarsa terakhir memang membuat perusahaan asuransi jiwa mencetak kinerja mengesankan. Pertumbuhan premi moncer dan memberi sumbangan besar bagi pertumbuhan tahunan yang tinggi. Unit link menjadi produk asuransi jiwa favorit para agen pemasar di mana sumbangan premi unit link mencapai lebih dari 30% pendapatan premi industri asuransi jiwa.

Sebelum pandemi Covid-19 melantakkan perekonomian, sebagai contoh, pada 2019 pendapatan industri asuransi jiwa menembus rekor 18,7% yang disumbang oleh pendapatan premi asuransi jiwa, tumbuh 5,8% Rp196,6 triliun. Sementara pertumbuhan aset investasi yang naik 8,6% tahun itu.

Baca juga: Pahami 5 Hal Ini Sebelum Membeli Unit Link

Namun, pandemi melantakkan telah kinerja industri diikuti kian masifnya keluhan masyarakat terkait kinerja unit link mereka yang 'boncos', belum lagi kemunculan banyak skandal gagal bayar asuransi. Ditambah adanya regulasi baru yang memperketat pengelolaan dan penjualan unit link, kinerja industri jiwa semakin suram.

Sampai September lalu, berdasarkan publikasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, total pendapatan industri masih turun 0,6% year-on-year jadi sebesar Rp162,7 triliun, setelah sepanjang 2022 turun 7,5%. "Hal itu sebagian besar dipengaruhi oleh penurunan premi dari produk asuransi jiwa unit link," kata Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon. 

Pendapatan premi dari unit link masih melanjutkan penurunan hingga 22,4% dengan perolehan Rp64,37 triliun. Sementara pendapatan premi dari asuransi tradisional yang tidak memiliki fitur investasi, mampu tumbuh 12,5% pada periode yang sama.

Pengetatan penjualan unit link ditempuh OJK menyusul banyak sekali keluhan masyarakat yang merasa 'terjebak' dengan produk itu. Istana pun sampai bersuara. Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 yang digelar awal Februari lalu mengungkapkan, ada banyak aduan masyarakat yang sampai padanya terkait asuransi unitlink.

"Rakyat itu hanya minta satu sebetulnya, uang saya balik. Karena saya waktu ke Tanah Abang ada yang nangis-nangis, ceritanya juga kena itu. Waktu di Imlek juga sama, nangis-nangis itu juga. Di Surabaya, nangis-nangis itu juga,” cerita Jokowi, 6 Februari 2023. 

Serentetan persoalan itu mau tidak mau memaksa industri asuransi jiwa terus melanjutkan pembenahan agar kekecewaan para nasabah, terutama pemegang unit link tidak semakin menggelinding menjadi antipati terhadap produk asuransi jiwa secara umum. 

Baca juga: Menyesal Beli Unit Link: Lebih Baik Lanjut Atau Tutup?

Industri asuransi jiwa saat ini, terdiri atas 56 perusahaan, mencatat total tertanggung asuransi sebanyak 94,18 juta orang sampai akhir kuartal III-2023, naik 16,5% year-on-year

Di tengah pengetatan produk unit link dan industri asuransi jiwa yang masih berjuang meningkatkan kinerja, beberapa produk unit link mencatat capaian return cukup baik.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Infovesta Kapital Advisori, sepanjang 2023 sampai data kinerja 22 Desember lalu, ada beberapa produk unit link yang berhasil meraih return double digit

Berikut ini daftar unit link dengan kinerja tertinggi selama 2023 yang dihitung berdasarkan capaian return year-to-date tanpa menimbang sisi biaya yang menyertai, dan mempertimbangkan tingkat risiko investasi.

Unit Link Saham

  1. TM Global Syariah Equity Fund, return year-to-date 17,32%
  2. Simas Equity Fund, return year-to-date 11,04%
  3. Maestrolink Progressive Equity Syariah Rupiah, return year-to-date 8,42%
  4. Smartwealth Equity Indoglobal Class B Fund, return year-to-date 7,52%
  5. PRUlink Rupiah Global Emerging Market Equity Fund, return year-to-date 6,92%

Unit Link Pendapatan Tetap

  1. IFG Link Pendapatan Tetap, return year-to-date 9,26%
  2. Century Pro-Fixed, return year-to-date 8,17%
  3. CARLink Pro Ultimate Fixed, return year-to-date 8,14%
  4. MNC Pasar Uang Dana Aman, return year-to-date 7,56%
  5. CARLink Pro-Fixed, return year-to-date 7,26%

Unit Link Pasar Uang

  1. Dynamic Money, return year-to-date 9,45%
  2. Sequis Q Dynamic Fund, return year-to-date 7,45%
  3. CARLink Pro-Safe, return year-to-date 5,84%
  4. AXA-Mandiri Secure Money, return year-to-date 5,22%
  5. BLife Link Pasar Uang Likuid, return year-to-date 5,03%

Unit Link Campuran

  1. PRUlink Syariah Rupiah Multi Asset Fund, return year-to-date 12,29%
  2. Simas Jiwa Campuran Utama, return year-to-date 9,02%
  3. FWD Dana Berimbang Global Syariah, return year-to-date 8,7%
  4. IFG Link Berimbang, return year-to-date 8,04%
  5. New CARlink Pro Mixed, return year-to-date 7,81%

Sanggahan:

Penyebutan nama produk unit link tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi investasi. Segala risiko yg menyertai keputusan investasi setelah membaca artikel di atas, berada di luar tanggung jawab Bloomberg Technoz.

(rui/aji)

No more pages