Logo Bloomberg Technoz

Tunggu Data Inflasi, Rupiah Masih Terbebani Sinyal Bunga Tinggi

Tim Riset Bloomberg Technoz
01 December 2023 07:57

Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)
Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot hari Jumat (1/12/2023) kemungkinan masih akan menghadapi tekanan pelemahan.

Sinyal pengetatan moneter dalam waktu lebih lama oleh Bank Indonesia (BI) ditambah lonjakan permintaan valas di pasar oleh korporasi atau importir telah menyeret rupiah melemah kemarin. Peluang penguatan hari ini juga relatif kecil terbebani sentimen global yang sedikit bergeser.

Sentimen bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang diprediksi akan terus tinggi di level saat ini hingga tahun depan, mengikis animo pemodal di pasar pendapatan tetap. Indeks harga obligasi ICBI tergerus tipis. 

Dari luar negeri, rilis data inflasi PCE Amerika semalam cukup sesuai dengan prediksi pasar di mana inflasi PCE tahunan dan bulanan tercatat lebih rendah ketimbang konsensus. Sedangkan inflasi inti PCE sesuai prediksi pasar. Data itu sebenarnya menaikkan keyakinan pemodal bahwa bunga acuan Federal Reserve (The Fed) benar-benar telah mencapai puncak di mana langkah berikutnya adalah 'tahan' dan 'pangkas'.

Bloomberg Economist bahkan memprediksi The Fed akan mulai memangkas bunga acuan pada Maret 2024 sejurus dengan sinyal resesi yang sudah terlihat sejak Oktober lalu.