Logo Bloomberg Technoz

Bukan Harga Minyak, Pelemahan Rupiah Lebih Berisiko Bagi Subsidi

Mis Fransiska Dewi
25 October 2023 17:08

Suasana pengisian BBM di SPBU Pertamina, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana pengisian BBM di SPBU Pertamina, Jakarta, Rabu (1/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 dibayangi risiko kenaikan harga minyak dan pelemahan nilai tukar rupiah. Bagaimana gambarannya?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan, realisasi subsidi dan kompensasi listrik hingga akhir September tercatat Rp 77,9 triliun. Jadi per bulannya, pemerintah menghabiskan Rp 8,7 triliun.

"Subsidi ini dinikmati 39,5 juta pelanggan subsidi dan 48,2 juta pelanggan kompensasi," sebut Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Kemudian ada subsidi Elpiji ukuran tabung 3 kg. Sampai akhir September, anggarannya mencapai Rp 46,5 triliun sehingga per bulan pemerintah menggelontorkan Rp 5,2 triliun.

Kemudian ada subsidi dan kompensasi BBM. Hingga akhir September, realisasinya Rp 95,4 triliun sehingga per bulan keluar Rp 10,6 triliun.