Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Diprediksi Melesat ke Rp 14.250/US$ Tahun Ini

News
13 February 2023 14:35

Ilustrasi Rupiah dengan dolar AS (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah dengan dolar AS (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang rupiah mencatat kinerja gemilang di awal tahun bahkan diprediksi akan mempertahankan penguatan sepanjang tahun ini. Sejak awal tahun, penguatan rupiah sudah mencapai 3% dan tercatat sebagai valuta terbaik di Asia. Jumat akhir pekan lalu, rupiah bertengger di kisaran Rp 15.134 per dolar AS. Para analis memprediksi, sepanjang tahun ini, otot rupiah bakal terus menguat hingga naik ke level Rp 14.200 per dolar AS atau menguat 9%. Bila itu terjadi, maka akan menjadi reli penguatan rupiah tertinggi tahunan sejak 2009 silam.

Analis valas dari Jefferies LLC New York Brad Bechtel, menilai, rupiah memiliki alasan yang cukup banyak untuk terus melanjutkan penguatan, ditambah sokongan dari harga komoditas dan sikap pragmatis bank sentral Bank Indonesia. Bechtel memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan bergerak ke Rp 14,250 dalam 6-12 bulan ke depan. 

“Kita mungkin akan melihat koreksi harga dolar AS yang lebih besar dalam waktu dekat. Itu akan menjadi peluang jual yang bagus untuk USD-IDR terutama jika kita kembali ke area 15.300,” jelasnya, seperti diberitakan oleh Bloomberg News, Senin (13/2/2023).

Berikut ini beberapa grafik yang menggambarkan posisi rupiah saat ini:

Nilai tukar rupiah diprediksi akan menguat ke kisaran Rp 14.250 per dolar AS dalam 6-12 bulan mendatang (Bloomberg)

Rupiah menjadi valuta terbaik di Asia untuk aksi carry trade ketika pembiayaan dilakukan melalui dolar AS, yen Jepang atau euro. Aksi carry trade yaitu ketika seorang investor meminjam sejumlah uang di negara dengan bunga rendah lalu meminjamkannya ke negara berbunga tinggi. Misalnya, investor meminjam sejumlah dana dalam yen Jepang yang bunganya rendah, lalu menukarkannya dalam mata uang dolar AS yang tingkat bunganya lebih tinggi dan menempatkannya dalam aset obligasi dengan asumsi obligasi tersebut memberikan yield lebih tinggi daripada biaya bunga di Jepang.

Yield atau tingkat imbal hasil obligasi Indonesia tercatat sebagai yang tertinggi di ASEAN (Bloomberg)