Logo Bloomberg Technoz

Besaran Insentif BI untuk Bank Penyalur Kredit Prioritas

Mis Fransiska Dewi
09 August 2023 13:50

Ilustrasi Bank Indonesia (BI). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Bank Indonesia (BI). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberlakukan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) guna mempertahankan stabilitas perekonomian nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Insentif ini diberikan kepada bank penyalur kredit atau pembiayaan pada sektor tertentu yang memiliki daya ungkit lebih tinggi pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja," jelas Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Solikin M Juhro dalam media briefing, Rabu (9/8). 

Adapun kebijakan insentif likuiditas makroprudensial ini difokuskan pada sektor hilirisasi minerba ataupun non-minerba, perumahan, pariwisata, serta pembiayaan inklusif dan sektor hijau.

Sektor hilirisasi minerba, insentif akan ditujukan khusus ke industri di sektor nikel, timah, tembaga, bauksit, serta besi baja, emas perak, aspal buton, maupun batubara.

Untuk di sektor hilirisasi minerba ini, bank-bank harus mampu meningkatkan kredit atau pembiayaannya sebesar 3-7% untuk mendapat potongan GWM sebesar 0,2%. Sedangkan bagi yang bisa menyalurkan di atas 7% akan mendapatkan insentif sebesar 0,3%. Solikin menjelaskan, besaran insentif KLM naik dari sebelumnya paling tinggi 280 basis poin (bps) menjadi 400 bps.