Logo Bloomberg Technoz

Special Research

Orang Kaya Tumpuk Duit, Konsumsi Domestik Kian Tertahan Daya Beli

Ruisa Khoiriyah
19 July 2023 10:00

Suasana pedagang Pasar Tanah Abang Blok G di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/7/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana pedagang Pasar Tanah Abang Blok G di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/7/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Orang kaya di Indonesia makin banyak yang memilih menahan uang dengan menempatkannya di instrumen investasi yang bisa memberikan pendapatan tetap yang lebih mudah dicairkan kembali.

Penawaran investasi di Surat Berharga Negara ritel ORI023 yang pecah rekor mendekati Rp30 triliun, menyusul terus naiknya nilai simpanan nasabah berkantong tebal di perbankan, melempar sinyal kaum berduit di Tanah Air cenderung menahan dana ketimbang membelanjakannya.

Tren itu terjadi di tengah gejala pelemahan daya beli masyarakat yang mengancam laju konsumsi domestik, motor utama pertumbuhan ekonomi, tahun ini manakala kinerja ekspor sulit menjadi harapan akibat terseret suramnya permintaan global dan kejatuhan harga komoditas.

Daya beli yang masih tertahan ditambah kecenderungan kaum berduit —yang lebih senang menumpuk dana untuk diinvestasikan— bisa menghambat laju konsumsi domestik dan pada akhirnya mengganggu laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan konsumsi kuartal II-2023 diperkirakan lebih lambat dibandingkan  dengan kuartal sebelumnya dan membuat laju produk domestik bruto (PDB) pada kuartal kedua terpaku di bawah 5%.

Kementerian Keuangan RI memutuskan menaikkan kuota pemesanan untuk SBN ritel bagi para pemodal ritel di negeri ini dari semula Rp20 triliun menjadi Rp25 triliun, dan dalam hitungan hari kuota ditambah lagi menjadi Rp28,9 triliun menyusul animo investor yang masih tinggi.