Logo Bloomberg Technoz

Perusahaan kreator di balik ChatGPT ini memicu booming AI modern, namun belum menunjukkan tanda-tanda keuntungan, salah satu indikator utama bagi investor yang khawatir tentang bubble di industri ini.

Valuasi OpenAI terakhir diklaim sebesar US$500 miliar pada Oktober. Kini perusahaan sedang mencari cara untuk menghasilkan uang untuk menutupi biaya komputasi tinggi dan rencana infrastruktur ambisiusnya. 

Contoh prompt atau perintah kepada machine learning ChatGPT. (Andrey Rudakov/Bloomberg)

Pada saat yang sama, OpenAI menghadapi tekanan intens terkait pengeluaran dan persaingan yang semakin ketat. Pasca model Gemini dari Google, anak perusahaan Alphabet Inc., menunjukkan kinerja lebih baik dalam uji benchmark, CEO OpenAI Sam Altman mengumumkan “red code”  untuk mengalihkan sumber daya internal guna meningkatkan ChatGPT, dan menunda kemajuan rencana layanan iklan. 

Sebagian besar orang menggunakan versi gratis ChatGPT. Namun, perusahaan tersebut sedang gencar mempromosikan versi bisnis dan fitur perangkat lunak berbayar untuk industri seperti layanan keuangan dan pendidikan, di mana mereka bersaing dengan Google dan Anthropic.

Baca Juga: Gemini dari Google Ciptakan Chatbot Lebih Canggih dari OpenAI

The Information melaporkan bahwa OpenAI memiliki margin komputasi yang lebih baik daripada Anthropic untuk akun berbayar, tetapi Anthropic memiliki efisiensi yang lebih baik dalam pengeluaran server secara keseluruhan.

OpenAI juga sedang dalam pembicaraan awal untuk penggalangan dana sekitar US$10 miliar dari Amazon.com Inc. dan menggunakan chip-nya, dalam kesepakatan yang dapat menilai perusahaan Sam Altman di atas US$500 miliar.

OpenAI, Startup dengan Valuasi Termahal Nilai Perusahaan Tembus US$500 Miliar (Bloomberg Technoz/Asfahan)

(bbn)

No more pages