Sebelumnya, perwakilan manajemen Eramet Indonesia mengatakan perusahaan menghormati keputusan pemerintah dan mendukung Weda Bay Nickel untuk berkoordinasi dengan Satgas PKH.
“Kami menghormati keputusan pemerintah dan mendukung penuh Weda Bay Nickel dalam bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan seluruh kegiatan operasional memenuhi standar hukum,” kata perwakilan Eramet Indonesia saat dikonfirmasi, Kamis (11/12/2025).
Adapun, PT Weda Bay Nickel mengajukan keberatan atas denda yang dikenakan Satgas PKH tersebut dan dijadwalkan melakukan dialog dengan satgas besutan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Eramet Indonesia menegaskan perusahaan selaku pemegang saham minoritas tak memiliki informasi terkait besaran denda yang dikenakan serta alasan Weda Bay Nickel mengajukan keberatan.
“Sebagai pemegang saham minoritas Weda Bay Nickel, kami tidak memiliki informasi tambahan ataupun hal lain yang dapat kami sampaikan terkait isu ini,” tegas perwakilan Eramet.
Sebelumnya, Satgas PKH mengenakan denda Rp38,9 triliun ke 71 perusahaan sawit dan tambang yang melanggar penggunaan kawasan hutan per 8 Desember 2025.
Salah satu denda turut dijatuhkan kepada Weda Bay Nickel. Konsorsium tambang nikel ini memiliki konsesi di dua kabupaten, yakni Halmahera Tengah dan Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara.
Sebagai catatan, Satgas PKH telah menguasai kembali 148,25 ha areal pertambangan PT Weda Bay Nickel di Halmahera Tengah. Lahan tersebut termasuk ke dalam kategori bukaan tambang tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan.
Weda Bay Nickel dioperasikan oleh Thingshan Group, perusahaan asal China yang memiliki porsi 51,2% saham, Eramet (asal Prancis) 37,8%, dan sisanya di miliki oleh perusahaan pelat merah Indonesia, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) atau Antam dengan porsi 10%.
Recana produksi nikel dari Weda Bay Nickel mencapai 52 juta ton sepanjang tahun ini.
Sebanyak 27 juta ton diantaranya merupakan nikel berjenis saprolit yang akan dijual ke pabrik nickel pig iron (NPI) dan 3 juta ton nikel saprolit lainnya akan diperuntukkan bagi smelter milik konsorsium.
Sementara itu, produksi nikel jenis limonit ditargetkan mencapai 12 juta ton hingga akhir tahun ini.
(azr/wdh)































