“Situasinya mungkin berbeda sekarang dibandingkan pada tahun pertama Covid ketika vaksin itu pertama kali diluncurkan,” kata Makary.
“Ketika dua dosis diberikan dengan jarak tiga bulan, di situlah kita melihat efek samping meningkat tajam, seperti miokarditis pada orang muda,” ujarnya.
“Sekarang vaksin diberikan setahun sekali, sehingga Anda mungkin tidak melihat prevalensi yang sama. Jadi kami tidak ingin mengekstrapolasi temuan lama ke kondisi saat ini jika tidak relevan.”
Memang terdapat kasus miokarditis, atau peradangan pada otot jantung, setelah pria muda menerima vaksin Covid, tetapi kasusnya jarang, menurut sejumlah studi. Risiko terkena kondisi tersebut jauh lebih tinggi pada mereka yang terinfeksi Covid, menurut American Heart Association. Vaksin-vaksin tersebut diproduksi oleh perusahaan termasuk Pfizer Inc., BioNTech SE, dan Moderna Inc.
FDA saat ini sedang menyelidiki apakah vaksin Covid-19 menyebabkan kematian pada orang dewasa, sebagai bagian dari tinjauan keamanan yang sebelumnya tampak hanya berfokus pada anak-anak, seperti pertama kali dilaporkan Bloomberg pekan lalu.
(bbn)
