Adapun, pembayaran tahap pertama akan dilakukan setelah terpenuhinya persyaratan pendahuluan tertentu yang diharapkan selesai pada kuartal I-2026. Sementara itu, pelunasan transaksi akuisisi PI itu ditenggat pada kuartal IV-2027.
Bloomberg Technoz telah meminta konfirmasi kepada Wakil Direktur Utama Arsari Group Aryo P.S. Djojohadikusumo dan Vice President Corporate Communications Arsari Group Ariseno Ridhwan ihwal manuver grup bisnis Hashim Djojohadikusumo tersebut.
Permohonan konfirmasi tidak ditanggapi sampai berita tayang.
Fokus Gas
Mengutip dokumen Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum, Nations Natuna Barat baru didirikan pada 9 September 2025 dengan fokus kegiatan usaha pertambangan gas alam dan aktivitas konsultasi manajemen lainnya.
Adapun, Hashim Djojohadikusumo—yang notabene merupakan adik Presiden Prabowo Subianto — duduk langsung sebagai direktur utama Nations Natuna Barat.
Kedua anaknya, Aryo P.S. Djojohadikusumo dan S Indrawati Djojohadikusumo masing-masing menjabat sebagai direktur dan komisaris.
Mayoritas saham Nations Natuna Barat dipegang Hashim lewat anak usaha Arsari Group, PT Nations Petroleum.
Secara terpisah, Managing Director dan CEO Condrad Miltos Xynogalas menilai positif kerja sama dengan grup Arsari untuk mengembangkan Blok Duyung.
Xynogalas memastikan perseroannya bakal tetap memegang kendali operasi atas blok dengan kepemilikan PI 25%.
“West Natuna mempertahankan 25% PI dalam proyek ini sekaligus tetap menjadi operator, mencerminkan sejarah panjang dan pengetahuan mendalam kami terhadap aset tersebut,” kata Xynogalas dikutip dari keterangan resmi, Selasa (16/12/2025).
Lewat perjanjian akuisisi PI itu, Arsari Group juga berkomitken untuk mendanai seluruh pengembangan Lapangan Mako, Blok Duyung sampai onstream pada kuartal IV-2027.
Total kebutuhan investasi untuk membawa Lapangan Mako beroperasi komersial sekitar US$320 juta. Nantinya, investasi Arsari itu bakal dikembalikan Condrad bertahap menurut bagian PI-nya setelah Lapangan Mako berproduksi.
Lapangan Mako memiliki sumber daya kontijensi 2C (100%) sebesar 376 miliar kaki kubik (bcf). Pascatransakasi, gas jual bersih sebesar 63 bcf bakal menjadi hak Condrad (setelah bagian pemerintah), yang mencerminkan penurunan PI perusahaan berbasis di Singapura itu dari 76,5% menjadi 25%.
Proyek Mako mencakup pengembangan dua tahap berbasis enam sumur pengembangan awal yang dihubungkan ke mobile offshore production unit (MOPU) sewaan, dengan gas jual dialirkan melalui pipa sepanjang 59 kilometer ke platform KF di PSC Kakap yang bersebelahan.
Selanjutnya, gas akan terhubung ke pipa West Natuna Transport System (WNTS) dan selanjutnya ke pasar domestik melalui pipa cabang ke Pulau Pemping, Riau. Pipa cabang ini bakal dibangun oleh PT PLN Energi Primer Indonesia.
Gas Mako akan dijual kepada PLN EPI. Jangka waktu kontrak berlaku hingga berakhirnya PSC Duyung pada Januari 2037 dan mengatur penjualan gas pada tingkat plateau sebesar 111 british thermal unit per day (BBtud), setara dengan 111,9 million standard cubic feet per day (MMscfd).
(naw/wdh)
































