Melemahnya IHSG merupakan efek secara langsung dari dropnya sejumlah saham big caps. Hingga diperberat oleh amblesnya harga saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang drop 5%, dan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang turun 8%. Bersama dengan saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) jatuh 13%.
Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg, Senin (15/12/2025)
- Dian Swastatika Sentosa (DSSA) mengurangi 19,86 poin
- Bumi Resources Minerals (BRMS) mengurangi 12,79 poin
- Telkom Indonesia (TLKM) mengurangi 8,74 poin
- Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) mengurangi 7,52 poin
- Bayan Resources (BYAN) mengurangi 7,46 poin
- Mora Telematika Indonesia (MORA) mengurangi 7,23 poin
- Amman Mineral Internasional (AMMN) mengurangi 7,15 poin
- Barito Pacific (BRPT) mengurangi 6,55 poin
- Bumi Resources (BUMI) mengurangi 6,01 poin
- Energi Mega Persada (ENRG) mengurangi 5,19 poin
Adapun saham–saham energi lain juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) jatuh 10,7%, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) melemah 9,03%, dan saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga terpangkas 7%.
Disusul oleh pelemahan saham infrastruktur, yaitu saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) yang ambruk 9,9%, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) melemah 9,47%, dan saham PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA) turun 6,1%.
Melansir riset Phintraco Sekuritas, IHSG ditutup melemah di level 8.649,66 pada Senin, setelah sempat bergerak di teritori negatif pada awal sesi dan bergerak menguat kemudian. Adanya rotasi pilihan saham investor dari saham konglomerasi ke saham bluechips, terutama saham perbankan, sempat membuat IHSG bergerak di teritori positif.
“Secara teknikal, indikator Stochastic RSI mendekati level oversold namun belum mengindikasikan reversal. Sedang MACD membentuk pelebaran histogram negatif. IHSG kembali ditutup di bawah level MA5. Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak sideways di kisaran 8.600 – 8.750," jelas riset Phintraco.
(fad)





























