Logo Bloomberg Technoz

Krishna juga merujuk pada penyusutan chip AI di pusat data sebagai faktor lain: "Anda harus menggunakan semuanya dalam lima tahun karena pada saat itu, Anda harus membuangnya dan mengisinya kembali," kata dia. 

Baca Juga: Apakah Bisnis Pusat Data Merusak Bumi?

"Jika saya melihat total komitmen di dunia dalam bidang ini, dalam mengejar AGI, sepertinya mencapai 100 gigawatt dengan pengumuman ini," tambah Krishna.

Dengan harga US$80 miliar masing-masing untuk 100 gigawatt, maka harga yang ditetapkan Krishna untuk komitmen komputasi adalah sekitar US$8 triliun atau setara dengan Rp133.170 triliun.

"Menurut saya, tidak ada cara untuk mendapatkan pengembalian atas itu, karena belanja modal sebesar US$8 triliun, berarti Anda membutuhkan laba sekitar US$800 miliar hanya untuk membayar bunganya," ujar dia. 

Di samping itu, pada Oktober 2025, CEO OpenAI Sam Altman merekomendasikan agar Amerika Serikat (AS) menambah kapasitas energi sebesar 100 gigawatt setiap tahun. Hal ini disampaikannya melalui surat kepada Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih Amerika Serikat/AS (The White House's Office of Science and Technology Policy). 

Host acara "Decoder", Nilay Patel menunjukkan bahwa Altman yakin OpenAI dapat menghasilkan laba atas belanja modalnya. OpenAI sudah berkomitmen untuk menginvestasikan sekitar US$1,4 triliun atau sekitar Rp23.307 triliun dalam berbagai kesepakatan. 

Namun, Krishna mengatakan dirinya berbeda pendapat dengan Altman. "Itu keyakinan. Itulah yang ingin dikejar sebagian orang. Saya memahami itu dari sudut pandang mereka, tetapi itu berbeda dengan menyetujui mereka," tutur dia. 

Krishna berpendapat bahwa dirianya tak cukup yakin teknologi yang ada saat ini bakal membawa manusia ke AGI, sebuah terobosan teknologi yang belum tercapai dan secara umum disepakati sebagai pencapaian AI (kemampuan menyelesaikan tugas-tugas kompleks lebih baik daripada manusia).

Dia memperkirakan peluang untuk mencapainya tanpa terobosan teknologi lebih lanjut adalah 0-1%.

Beberapa pemimpin terkemuka lainnya skeptis terhadap percepatan menuju AGI. CEO Salesforce, Marc Benioff mengatakan bahwa dia "sangat curiga" terhadap dorongan AGI, menganalogikannya dengan hipnosis. 

Pendiri Google Brain, Andrew Ng menilai bahwa AGI "terlalu dibesar-besarkan," dan CEO MistralAI, Arthur Mensch memandang AGI hanyalah "langkah pemasaran."

"Saya pikir ini akan menghasilkan triliunan dolar produktivitas di perusahaan, untuk lebih jelasnya. Namun, AGI akan membutuhkan lebih banyak teknologi daripada jalur model bahasa besar atai large language model (LLM) saat ini," ujar Krishna.

Dia pun mengusulkan adanya penggabungan pengetahuan keras dengan LLM sebagai kemungkinan jalur di masa depan. Saat ditanya seberapa besar kemungkinannya mencapai AGI, "Meski begitu, saya masih 'mungkin'," kata Krishna.

(wep)

No more pages