Logo Bloomberg Technoz

BRIN: Atmospheric Blocking Penyebab Fenomena Cuaca Ekstrem

Redaksi
02 December 2025 14:25

Ilustrasi BRIN. Dok: Sultan Ibnu Affan/Bloomberg Technoz
Ilustrasi BRIN. Dok: Sultan Ibnu Affan/Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRIMA-BRIN), Albertus Sulaiman dan tim mengkaji peran teoritis dari paket gelombang (wave packets) dalam pembentukan atmospheric blocking berdampak langsung pada cuaca ekstrem di pelbagai belahan dunia. Sistem tekanan tinggi yang bertahan lama dan mengganggu pola aliran atmosfer atau atmospheric blocking merupakan salah satu penyebab utama fenomena cuaca ekstrem.

Albertus menjelaskan, lewat pendekatan teori wave packets, interaksi gelombang dan aliran udara termasuk pengaruh topografi dan konveksi, memainkan peran penting dalam pembentukan atmospheric blocking. Penyelesaian persamaan gelombang tak homogen memperlihatkan bahwa dalam kondisi tertentu, solusi stasioner dari gelombang Rossby bisa menghasilkan efek pemblokiran (blocking).

Menurut Albertus, pendekatan matematis dan teori gelombang Rossby sangat penting untuk memahami bagaimana gangguan aliran udara di atmosfer dapat berkembang menjadi sistem tekanan tinggi yang persisten. Contohnya, gelombang panas yang terjadi di Eropa pada Juli 2019 lalu, yang menewaskan lebih dari 500 orang. 


“Secara teoritis, efek blocking dapat dimodelkan melalui solusi gelombang Rossby dalam kasus stasioner. Hal ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana gangguan kecil di atmosfer bisa berkembang dan berubah menjadi sistem besar yang menetap,” ungkap Albertus, dinukil laman resmi BRIN, Selasa (2/12/2025).

Pendekatan teoritis layaknya penelitian yang dia lakukan dapat menjadi dasar dalam meningkatkan kemampuan model prediksi numerik, khususnya untuk kawasan tropis seperti Indonesia yang amat dipengaruhi oleh dinamika atmosfer berskala regional dan global. Dengan integrasi hasil riset ke dalam model prediksi cuaca operasional, diharapkan akurasi peringatan dini terhadap kejadian cuaca ekstrem bisa ditingkatkan secara signifikan.