Logo Bloomberg Technoz

Kemenperin Kukuh, Industri Otomotif Butuh Insentif Tahun Depan

Mis Fransiska Dewi
01 December 2025 18:40

Toyota New Veloz Hybrid dipamerkan saat gelaran GJAW 2025 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (21/11/2925). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Toyota New Veloz Hybrid dipamerkan saat gelaran GJAW 2025 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (21/11/2925). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Perindustrian bersikukuh industri otomotif tetap membutuhkan insentif tahun depan. Hal itu dilakukan untuk memperkuat ekosistem industri dari hulu-hilir seperti mempertahankan utilisasi produksi, melindungi investasi dan pekerja industri dari pemutusan hubungan kerja (PHK), serta meningkatkan daya saing produk otomotif dalam negeri. 

Pernyataan itu membantah ucapan Menteri Koordinator bidang perekonomian, Airlangga Hartarto yang menyebut industri otomotif tidak membutuhkan insentif tahun depan karena industrinya cukup kuat. 

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief mengakui saat ini penjualan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) memang meningkat signifikan. Penjualan EV melonjak tajam pada periode Januari-Oktober 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, kenaikan penjualan ini sebagian besar berasal dari kendaraan EV impor. 


Dia menjelaskan dari total penjualan kendaraan EV pada tahun ini sebanyak 69,146 unit, sebesar 73% merupakan kendaraan EV impor produksi dan nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja industri tersebut berada di negara lain. 

Sementara segmen kendaraan lain yang diproduksi di dalam negeri dan memiliki share terbesar dalam pasar industri otomotif nasional terus mengalami penurunan penjualan signifikan, bahkan jauh dibawah jumlah produksi tahunan kendaraan pada segmen tersebut.