Cuaca yang kurang kondusif di Indonesia dan Malaysia memunculkan persepsi bahwa ada risiko produksi CPO bakal terhambat. Ini yang kemudian diterjemahkan dengan kenaikan permintaan dan lonjakan harga.
Faktor lain yang juga mempengaruhi harga CPO adalah dinamika harga minyak nabati lainnya. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) melejit 1,31%. Bursa Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) tutup karena perayaan Hari Thanksgiving.
Saat harga minyak kedelai lebih mahal, maka keuntungan untuk beralih ke CPO menjadi meningkat. Sebab, kedua komoditas ini bisa saling menggantikan dan bersaing di pasar minyak nabati internasional.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana proyeksi harga CPO untuk hari ini, Jumat (28/11/2025)? Apakah akan terjadi kenaikan tiga hari beruntun?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih tersangkut di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 36. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI ada di 44. Menghuni area jual (short) meski relatif tidak terlalu kuat.
Untuk perdagangan hari ini, harga CPO masih menyimpan potensi kenaikan. Target resisten terdekat adalah MYR 4.109/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10.
Jika tertembus, maka MA-20 yaitu MYR 4.160/ton bisa menjadi target berikutnya.
Namun apabila berbalik arah, maka harga CPO berisiko mengetes support MYR 4.056/ton. Support lanjutan ada di MYR 4.014/ton yang sekaligus menjadi pivot point.
Dari situ, harga CPO masih bisa menguji support di level MYR 3.996-3.978/ton. Target paling pesimistis atau support terjauh ada di MYR 3.896/ton.
(aji)






























