Logo Bloomberg Technoz

“Kita dengan Peru, enggak sampai 2 tahun Pak Miko ya. Jadi cepat Tunisia juga, cepat Tunisia, mudah-mudahan nanti awal tahun bisa tanda tangan.” kata Busan.

Busan juga bilang jika hal ini menjadi bentuk dukungan pemerintah bagi para eksportir sehingga dapat mengurangi biaya ekspor ke negara lain. Meski demikian, Busan mengingatkan para eksportir untuk memanfaatkan perjanjian dagang yang sudah diinisiasi pemerintah tersebut.

“Nah ketika pemerintah sudah membuka akses pasar, sudah membuat perjanjian, ya Bapak-Ibu semua harus aktif. Karena pemanfaatan CEPA atau FTA itu rata-rata 80%.” kata Busan.

Saat ini, Ia mengeklaim jika kementerian perdagangan sudah membuat SKA [Surat Keterangan Asal] preferensi  otomatis, sehingga eksportir dapat memperoleh bea masuk 0% ke negara-negara yang sudah meneken perjanjian sehingga pemanfaatan perjanjian dagang juga menjadi lebih maksimal.

Busan mengeklaim banyaknya perjanjian perdagangan yang ditandatangani oleh Indonesia ini dilakukan sebagai upaya dalam mengerek ekspor Indonesia. Ia menyebut, paling tidak ada tiga upaya untuk mengerek ekspor Indonesia di tahun depan.

“Kita punya tiga program, yang pertama adalah pengamanan pasar dalam negeri, yang kedua perluasan pasar ekspor, dan yang ketiga UMKM bisa ekspor.” kata dia.

“Pada pagi ini adalah bagian dari program perluasan pasar ekspor, jadi kita harus punya banyak akses pasar ke berbagai negara.”

Dalam forum tersebut Busan juga membeberkan jika tahun ini, Indonesia membidik pertumbuhan ekspor hingga 7,1%.

“Tahun ini target 7,1%, tetapi Januari-September ekspor kita itu sudah meningkat 8,14%. Dan surplus kita meningkat 50,93%.

(ell)

No more pages