Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan rencana pemulihan bertahap dan peningkatan produksi atau ramp up, FCX memperkirakan produksi tembaga dan emas PTFI dari kawasan mineral Grasberg pada 2026 akan serupa dengan volume perkiraan 2025, yaitu sekitar 1,0 miliar pon tembaga dan 0,9 juta ons emas.

FCX memperkirakan produksi PTFI akan meningkat sepanjang tahun 2026 dan 2027 dengan produksi rata-rata tahunan sekitar 1,6 miliar pon tembaga dan 1,3 juta ons emas untuk periode 2027—2029.

“Sebuah sesi konferensi telepon dengan analis sekuritas akan diadakan hari ini pukul 10:00 pagi Waktu Timur untuk membahas insiden tersebut, mendiskusikan rencana operasional masa depan, dan memberikan pembaruan tentang bisnis global FCX serta inisiatif berkelanjutan untuk meningkatkan pasokan tembaga guna memenuhi permintaan yang terus meningkat terhadap logam kritis ini,” tulis manajemen FCX.

Untuk diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menargetkan tambang bawah tanah GBC milik Freeport Indonesia dapat kembali dibuka sekitar Maret hingga April 2026.

Bahlil menjelaskan saat ini kementeriannya masih melakukan audit atas longsor yang terjadi di tambang bawah tanah tersebut. Menurutnya, proses audit tersebut perlu dilakukan secara komprehensif agar insiden serupa tidak kembali terjadi.

“Kita targetkan mungkin bulan 3—4 tahun depan beroperasi. Kita enggak mau sembarangan. Kalau sembarangan orang mati, nanti siapa yang bertanggung jawab lagi? Ini nyawa orang, jadi ini bukan persoalan bisnis [saja],” kata Bahlil ditemui awak media, di Kementerian ESDM, Jumat (14/11/2025).

Dalam kaitan itu, Bahlil menegaskan wilayah tambang lainnya yang tidak terdampak longsor maka dapat beroperasi kembali. Terkait dengan itu, terdapat dua tambang milik Freeport yang tak terdampak yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan.

“Ada bagian yang nggak ada hubungannya dengan longsor underground itu. Itu enggak apa-apa, berjalan. Itu kan ada sekitar 6 kilo atau 7 kilo, itu jalan aja. Namun, yang titik di mana bermasalah, yang bencana itu, tim kita lagi melakukan evaluasi,” ucap Bahlil.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan kementeriannya telah mengizinkan pembukaan kembali sebagian tambang PTFI di Grasberg usai penangguhan produksi akibat insiden longsoran lumpur sejak awal September 2025.

Otoritas mineral membuka kembali kegiatan operasi PTFI di area Big Gossan dan DMLZ, bagian dari Grasberg yang tidak terdampak longsoran lumpur.

“Sudah [buka] yang DMLZ dan Big Gossan, tetapi belum produksi,” kata Tri kepada awak media di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/11/2025).

Tri mengungkapkan kapasitas produksi bijih dua tambang milik Freeport tersebut sekitar 600.000 ton per tahun atau 30% dari total kapasitas produksi seluruh tambang Freeport.

Freeport sendiri sebelumnya menangguhkan operasi tambang emas dan tembaga Grasberg sejak insiden longsor di Grasberg Block Cave pada awal September. Operasional tambang bawah tanah GBC diperkirakan baru dapat pulih sepenuhnya pada 2027.

Sebagai informasi, Wakil Presiden Direktur PTFI Jenpino Ngabdi mengungkapkan produksi tembaga perseroan mengalami penurunan sekitar 30% imbas gangguan yang terjadi di Grasberg Block Cave.

PTFI memproyeksikan produksi di kompleks tambang Grasberg akan kembali normal pada 2027. 

“Untuk tahun depan kemungkinan suplai atau produksi kita ya berkurang 30% dari kondisi normalnya ya. Karena mungkin kita ketahui ada insiden wet muck [longsoran lumpur bijih],” kata Jenpino di sela kegiatan Pegadaian Bullion Connect, Rabu (12/11/2025).

Jenpino menuturkan produksi PTFI tahun ini hanya sekitar 15 ton dan akan kembali normal pada 2027 dengan kapasitas produksi sekitar 50—60 ton.

(azr/wdh)

No more pages