The Fed telah menurunkan suku bunga dua kali tahun ini untuk menyokong pasar tenaga kerja yang melemah. Namun, mereka berbeda pendapat mengenai apakah akan memotong biaya pinjaman lagi pada Desember.
Beberapa pembuat kebijakan mendesak rekan-rekan mereka untuk melakukan pemangkasan lebih lanjut guna mencegah pasar tenaga kerja memburuk. Pihak lain memandang bank sentral harus terus menekan inflasi, yang masih di atas target 2% The Fed.
"Dalam situasi seperti ini, mengubah kebijakan mendekati atau ke zona akomodatif berisiko memicu inflasi baru dan mengancam akan melemahkan ekspektasi inflasi bisnis dan konsumen," jelas Bostic. "Saya rasa itu bukan pilihan yang tepat untuk kami pertimbangkan saat ini."
Penutupan (shutdown) pemerintah semakin meredupkan prospek karena rilis data ekonomi resmi terunda, tetapi pembuat kebijakan berharap akan memperoleh lebih banyak data saat mereka bertemu pada 9-10 Desember. Bostic mengatakan survei kontak bisnis menunjukkan tekanan naik yang berkelanjutan pada biaya dan harga.
Gubernur The Fed Atlanta ini menyebut pergeseran terbaru di pasar tenaga kerja sebagian disebabkan oleh perubahan struktural yang tidak bisa diatasi oleh The Fed melalui suku bunga, termasuk perubahan aturan imigrasi dan adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI).
"Secara keseluruhan, data resmi yang kami dapat, beserta langkah-langkah alternatif yang saya ikuti, menunjukkan kepada saya bahwa pasar tenaga kerja belum kondisi yang jelas membutuhkan kebijakan moneter kuat," tandasnya.
(bbn)





























