Logo Bloomberg Technoz

Advisor BUMI Christopher Fong mengatakan akuisisi Laman Mining itu menjadi strategi perusahaan untuk mendiversifikasi bisnis mineral ke portofolio bauksit.

“Bauksit dan rencana hilirisasinya adalah bagian dari strategi diversifikasi perusahaan, dan sejalan dengan pengumuman [akuisisi] terakhir aset emas dan tembaga Wolfram Limited di Australia,” kata Christopher saat dikonfirmasi, Selasa (11/11/2025).

Adapun, emiten kongsi grup Salim dan Bakrie itu baru saja menyelesaikan akuisisi 100% saham perusahaan tambang emas dan tembaga asal Australia, Wolfram Limited (WFL). Akuisisi itu melibatkan transaksi dengan nilai AUS$63,5 juta atau sekitar Rp698,98 miliar.

Di sisi lain, Christopher mengatakan, perseroannya bakal segera mengumumkan rencana pembiayaan untuk akuisisi saham Laman Mining tersebut. Selain itu, dia menambahkan, rencana bisnis berkaitan dengan portofolio bauksit bakal ikut disampaikan setelahnya.

“Strategi bisnis akan segera diumumkan setelah dokumen legal diselesaikan,” kata Chris.

Akuisisi Laman Mining bakal menjadi pintu masuk kongsi grup Salim dan Bakrie pada bisnis alumina, mineral hasil pemurnian bauksit yang menjadi bahan baku aluminium.

Manuver itu makin memperkuat portofolio non batu bara BUMI dengan mengamankan rantai bisnis tambang bauksit sampai pemurnian alumina nantinya.

Peta ekspansi pabrik alumina di Indonesia. (Bloomberg)

Rencananya, BUMI bakal melanjutkan akuisisi untuk proyek pabrik alumina yang dikerjakan anak usaha Laman Mining, PT Supreme Alumina Indonesia (SAI). BUMI bakal menghimpit 55% saham SAI dan sisanya akan tetap dipegang Laman Mining.

Merujuk data Ditjen Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) Kementerian Hukum, pengendali sekaligus pemilik manfaat (beneficial owner) Laman Mining adalah PT Supreme Global Investment, perusahaan berbasis di Batam, Kepulauan Riau.

Adapun, Laman Mining mencatat modal ditempatkan dan disetor sebanyak Rp85 miliar, dengan 85.000 saham di harga Rp1.000.000 per lembar. Sementara itu, modal dasar Laman Mining sebesar Rp340 miliar, dengan 340.000 lembar saham.

Supreme Global Investment memegang 84.440 lembar saham Laman Mining dengan nilai Rp84,44 miliar. Sementara, PT Supreme Alam Resources menghimpit 560 lembar saham dengan nilai Rp560 juta.

Adapun, Supreme Global Investment berafiliasi dengan Soehendro Gautama yang kini duduk sebagai komisaris. Soehendro memegang mayoritas saham Supreme Global Investment sebanyak 80.000 lembar dengan nilai Rp80 miliar.

Sisa saham perusahaan induk yang ikut menjalankan bisnis properti dan konstruksi itu dipegang Soehartinah Widjaja, yang menjabat Direktur Utama, dengan kepemilikan 20.000 lembar saham senilai Rp20 miliar.

Konsesi Laman Mining 

Presiden Direktur Laman Mining Agustinus Tan menilai positif kerja sama yang bakal terbangun dengan BUMI untuk pengelolaan tambang perseroan mendatang.

Agustinus mengatakan perseroannya telah menyiapkan infrastruktur lengkap untuk menjalankan kegiatan tambang bauksit tersebut.

Adapun, lokasi tambang Laman Mining terletak di Desa Laman Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara dan Nanga Tayap, Ketapang, Kalimantan Barat.

Luasan konsesi Laman Mining mencapai 13.575 hektare (ha) di bawah kontrak izin usaha pertambangan (IUP). Konsensi itu diberikan pemerintah sejak 2020 dan berlaku sampai Februari 2032.

“Kami sendiri dari 2018 sudah siapkan infrastrukturnya, jauh sebelum itu,” kata Agustinus kepada Bloomberg Technoz, Selasa (11/11/2025).

Misalkan, kata Agustinus, Laman Mining telah membangun jalan angkut sepanjang 14 kilometer untuk menghubungkan area tambang dan pelabuhan pemuatan tongkang di Desa Kuala Tolak di sebelah barat area tambang.

Di sisi lain, menurut Agustinus, potensi cadangan bauksit di sekitar tambang Laman Mining relatif besar untuk dieksplorasi lebih lanjut.

“Di belakang kami kan potensi abundance tambang-tambang yang belum digarap begitu besar,” kata Agustinus.

Sementara itu, Agustinus menambahkan, perseroannya tengah menyiapkan proyek pabrik alumina dengan nilai investasi sekitar US$1,5 miliar atau setara dengan Rp24,99 triliun (asumsi kurs Rp16.666 per dolar AS). Proyek itu bakal dikerjakan SAI dengan target kontruksi kuartal II-2026.

Proyeksi kapasitas produksi alumina di Indonesia. (Bloomberg)

Rencananya proyek itu bakal menghasilkan 2,4 juta ton alumina per tahun dengan kapasitas input bauksit sekitar 7,9 juta ton bauksit per tahun.

Dia menargetkan pabrik alumina itu bisa produksi komersial secara bertahap selepas satu tahun masa kontruksi. Menurut dia, target itu belakangan bisa dikejar dengan perkembangan teknologi pabrik alumina saat ini.

“Teknologi terakhir satu tahun sudah produksi, di luar konstruksi sipil,” kata dia.

Prospek Bumi Resources

Sejumlah analis menilai positif manuver akuisisi yang dikerjakan BUMI untuk aset tambang non batu bara sepanjang akhir tahun ini.

Analis dari Sucor Sekuritas Yoga Ahmad Gifari mengatakan sejumlah akuisisi aset itu bakal ikut menopang target 50% EBITDA perseroan dari bisnis non batu bara pada 2030 mendatang.

“Inisiatif ini memberi sinyal pada perbaikan margin yang lebih tinggi, aset jangka panjang yang akan berkontribusi pada EBITDA sambil mengurangi ketergantungan pada batu bara termal,” kata Yoga lewat riset dikutip Rabu (12/11/2025).

Di sisi lain, Yoga menambahkan, BUMI turut mendapat potensi tambahan produksi emas sekitar 100.000 oz per tahun dari aset tambang Australia yang rampung diakuisisi bulan ini.

Menurut dia, BUMI relatif memiliki ruang gerak yang cukup fleksibel untuk menerbitkan obligasi atau surat utang untuk membiayai sejumlah akuisisi aset mineral saat ini, termasuk Laman Mining.

“Setelah restrukturisasi utang, BUMI beroperasi dengan struktur permodalan yang sehat (DER 0,5x), memberikan ruang yang cukup luas untuk mendanai pertumbuhan anorganik melalui pembiayaan utang,” kata dia.

Analis Samuel Sekuritas Juan Harahap dan Hernanda Cahyo turut memiliki pandangan positif atas manuver BUMI yang gencar mengakuisisi tambang mineral logam.

Akuisisi aset itu, menurut mereka, memberikan katalis baru di tengah tren penurunan harga batu bara saat ini.

“Ditambah dengan potensi re-rating BUMI seiring langkah diversifikasinya ke sektor pertambangan logam, membuat kami tetap mempertahankan pandangan positif terhadap saham tersebut,” tulis mereka dalam riset.

(naw)

No more pages