Freeport Diramal Tak Minta Ekspor, Meski Grasberg Dibuka Terbatas
Azura Yumna Ramadani Purnama
04 November 2025 12:40

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pakar industri minerba memprediksi PT Freeport Indonesia (PTFI) tidak akan mengajukan perpanjangan ekspor konsentrat tembaga, meskipun dua tambang bawah tanah yang tidak terdampak longsor sudah beroperasi. Dua tambang tersebut yakni; Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan.
Ketua Badan Kejuruan Pertambangan Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) Rizal Kasli berpendapat Freeport akan memprioritaskan pasokan bijih dari dua tambang tersebut untuk memasok kebutuhan smelter tembaganya, di Manyar, Gresik; alih-alih mengajukan izin ekspor konsentrat agar bisa mengekspor bijih tembaga.
Terlebih, lanjut dia, produksi bijih dari DMLZ dan Big Gossan diprediksi hanya cukup memenuhi kebutuhan smelter PT Smelting di Gresik. Sedangkan smelter perseroan di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur diprediksi akan kekurangan stok konsentrat tembaga.
“Freeport tidak perlu mengajukan relaksasi ekspor karena sudah memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian tembaga sendiri yaitu Smelter Freeport. Freeport tentu akan lebih memaksimalkan kebutuhan feeding konsentrat untuk smelter yang ada di Gresik terlebih dahulu,” kata Rizal ketika dihubungi, Selasa (4/11/2025).
Berdasarkan data yang diumumkan Freeport, tambang Grasberg Block Cave (GBC) bisa memproduksi sekitar 140.000 ton bijih sehari, Deep Mill Level Zone (DMLZ) sekitar 70.000 ton bijih sehari, dan Big Gossan 7.000 ton bijih per hari dengan kadar tembaga yang lebih tinggi.
































