Logo Bloomberg Technoz

Grasberg Akan Beroperasi Terbatas, Begini Nasib Smelter Freeport

Azura Yumna Ramadani Purnama
04 November 2025 12:10

Kompleks smelter Freeport di Manyar, Gresik, Jawa Timur./dok. PTFI
Kompleks smelter Freeport di Manyar, Gresik, Jawa Timur./dok. PTFI

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pakar industri minerba memprediksi PT Freeport Indonesia (PTFI) hanya mampu mengoperasikan satu smelter pengolahan konsentrat tembaga, meskipun perusahaan sudah mengoperasikan tambang Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ) di kompleks Grasberg.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Sudirman Widhy Hartono berpendapat produksi dua tambang bawah tanah tersebut terbilang lebih kecil jika dibandingkan produksi bijih dari tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC)—yang stop produksi sementara gegara longsor.

“Sehingga untuk memasok konsentrat tembaga bagi kedua smelter Freeport [Manyar dan PT Smelting] masih belum cukup jika hanya dipasok oleh produksi konsentrat tembaga dari tambang DMLZ dan Big Gossan saja,” kata Sudirman ketika dihubungi, Selasa (4/11/2025).


Dia menjelaskan bahwa pada kondisi normal, produksi harian tambang GBC bisa mencapai 140.000 ton bijih per hari, DMLZ sekitar 70.000 ton bijih per hari, dan Big Gossan sebesar 7.000 ton bijih per hari. Dia mengkalkulasi, total produksi tambang Freeport sekitar 215.000—220.000 ton bijih per hari.

Truk membongkar bijih ke dalam mesin penghancur di area bawah tanah di kompleks pertambangan tembaga dan emas Grasberg milik Freeport./Bloomberg

Dengan tingkat produksi bijih tembaga harian sebesar itu, lanjut dia, Freeport menargetkan produksi konsentrat tembaga sekitar 3,7 juta ton hingga 4 juta ton per tahun.