Gerak rupiah NDF sering mencerminkan tren di pasar spot karena pedagang mencari selisih yang menarik dari pergerakan valuta.
Di Asia, menguatnya sinyal penurunan Fed Fund Rate juga menjadi sentimen positif bagi pergerakan valuta regional pada Rabu pagi ini. Mayoritas mata uang Asia menguat terutama baht Thailand, yen Jepang, ringgit Malaysia, hingga dolar Hong Kong. Hanya peso Filipina yang masih di zona merah dengan pelemahan terbatas.
Melansir Bloomberg News, Keputusan suku bunga acuan Bank Sentral AS akan diumumkan pada Rabu pukul 14:00 waktu Washington, bersamaan dengan pernyataan resmi dari Komite Kebijakan (FOMC). Gubernur The Fed Jerome Powell akan menggelar konferensi pers 30 menit setelah pengumuman.
Kontrak futures menunjukkan, investor menilai peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir pasti terjadi.
“FOMC diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan pada 28–29 Oktober,” mengutip paparan Anna Wong, Bloomberg Economics, menyoal pemangkasan bunga The Fed, Rabu.
Beberapa pejabat The Fed juga menyoroti kenaikan harga yang tetap tinggi di sejumlah sisi ekonomi, seperti jasa, yang seharusnya tidak terlalu terpengaruh oleh tarif impor. Selain itu, ancaman baru terkait penerapan tarif terhadap China dan Kanada telah menambah ketidakpastian terhadap prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Analisis Teknikal
Secara teknikal nilai rupiah kembali melanjutkan tren penguatan hari ini ke level resistance terdekat pada level Rp16.580/US$. Lalu, resistance potensial selanjutnya menuju Rp16.550/US$ usai break trendline sebelumnya.
Teknikal rupiah juga memperlihatkan level Rp16.500/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah hari ini di dalam time frame daily, tren jangka pendek.
Selanjutnya nilai rupiah memiliki level support terdekat pada level Rp16.650/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengonfirmasi support selanjutnya pada level Rp16.700/US$ sebagai support psikologis.
(fad/aji)
