Logo Bloomberg Technoz

Ruang penguatan rupiah datang dari laju dolar AS yang amat lesu. Kemarin, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,22% ke 99,047.

Hari ini, indeks tersebut masih terpeleset di zona merah. Pada pukul 15:40 WIB, Dollar Index turun 0,26% menyentuh 98,793.

Mata Uang Asia vs Dolar AS (Bloomberg)

Mengacu Bloomberg, Dollar Index melemah untuk hari kedua berturut–turut setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan Bank Sentral AS akan memangkas suku bunga acuan (lagi) sebesar 0,25% pada pertemuan bulan ini.

Bank Sentral AS berada di jalur untuk kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini.

“Sikap dovish The Fed tengah mendorong pelemahan pada dolar AS, sekaligus membuka peluang bagi strategi lindung nilai (hedging) yang berfokus pada emas,” mengutip riset dan paparan Bloomberg Strategists— Garfield Reynolds, Pimpinan Tim MLIV.

Powell, dalam pidatonya pada Selasa setempat pada pertemuan tahunan National Association for Business Economics (NABE) seperti yang diberitakan Bloomberg News, prospek ekonomi tampaknya tidak berubah sejak para pembuat kebijakan bertemu pada September, saat mereka menurunkan suku bunga dan memproyeksikan dua kali lagi tahun ini.

“Pemotongan suku bunga pada Oktober sudah pasti,” kata Julia Coronado, pendiri firma riset MacroPolicy Perspectives dan mantan Ekonom The Fed.

Powell beberapa kali menyoroti rendahnya laju perekrutan tenaga kerja dan menekankan hal itu mungkin akan semakin melemah.

“Anda telah mengalami periode luar biasa, di mana pengangguran langsung turun, tetapi saya pikir Anda akan mencapai titik di mana pengangguran mulai meningkat.”

Menurut Kontrak Berjangka Dana Federal, investor melihat peluang pemangkasan suku bunga hampir 100%.

Chris G. Collins Ekonom Bloomberg Intelligence, menegaskan tetap memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC Oktober dan Desember — sebuah langkah dovish yang berfokus pada risiko pasar tenaga kerja dan menjaga kebijakan moneter tetap independen dari dinamika politik.

(fad/aji)

No more pages