Bloomberg Technoz, Jakarta - PT VKTR Teknologi Mobilitas Indonesia Tbk (VKTR) menjadi pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini setelah anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) tersebut melakukan pencatatan perdana saham (listing) pagi tadi.
Hingga jeda perdagangan siang ini, VKTR mencatat nilai transaksi tertinggi. Bahkan, nilainya melampaui PT GoTo Gojek Indonesia Tbk (GOTO) yang memiliki jumlah saham beredar terbanyak.
Nilai transaksi VKTR mencapai Rp295 miliar setelah sebanyak 2,4 miliar saham ditransaksikan sebanyak 82.219 kali. Sementara, nilai transaksi GOTO sebesar Rp154,1 miliar setelah sebanyak 1,3 miliar saham ditransaksikan 7.538 kali.
Meski paling aktif diperdagangkan, kenaikan harga VKTR mulai menipis setelah pada pagi tadi sempat melesat. Sehingga, posisi teratas top gainers yang tadinya diisi VKTR tergeser posisinya oleh saham PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ).
Saham VKTR dibuka lompat 35 poin atau setara 35% ke level Rp135/saham saat pembukaan pagi tadi. Namun, hingga penutupan sesi I, kenaikan tersisa 19 poin atau setara 19 ke level Rp119/saham.
Rencana Setelah IPO
VKTR melepas 8,75 miliar saham saat initial public offering (IPO). Perusahaan meraup dana segar Rp875 miliar setelah sebelumnya menetapkan harga pelaksanaan Rp100/saham.
Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono mengatakan, sebesar 40,26% dana hasil IPO digunakan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) pembangunan fasilitas produksi dan pengembangan produk.
Kemudian, sebesar 11,9% akan digunakan sebagai kucuran modal kepada PT Bakrie Autoparts. Sedang sebesar 3,91% dana hasil IPO akan digunakan untuk pelunasan utang entitas usaha, dan sisanya sebesar 44,11%, akan dialokasikan untuk modal kerja dan operasional VKTR.
"Kami berharap, IPO ini dapat membuat VKTR menjalankan rencana bisnis secara optimal dan tepat waktu," ujar Gilarsi dalam acara pencatatan saham IPO VKTR, Senin(19/06/2023).
Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama VKTR Anindya Bakrie menyampaikan, VKTR akan fokus pada pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), terutama di segmen kendaraan komersial. Bus dan truk listrik yang akan menjadi fokus pengembangan.
Anindya yang juga memiliki sapaan akrab Anin ini juga menambahkan, permintaan kendaraan listrik untuk angkutan umum masih cukup tinggi. Kebutuhan bus di Jakarta saja sudah lebih dari 10.000 unit/tahun.
"Jika memperhitungkan potensi di seluruh Indonesia, angka tersebut dapat meningkat hingga 20 kali lipat lebih besar,” ungkap Anindya
(yun/dhf)