Logo Bloomberg Technoz

RI Mau Stop Impor Solar Usai Terapkan B50: Ambisius,Tak Realistis

Azura Yumna Ramadani Purnama
15 October 2025 11:30

Ilustrasi Bahan Bakar Minyak (Bloomberg Technoz)
Ilustrasi Bahan Bakar Minyak (Bloomberg Technoz)

Bloomberg  Technoz, Jakarta – Pakar energi memandang target Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk menghentikan impor solar pada semester II-2026 usai penerapan mandatori biodiesel B50 terlalu optimistis dan tidak realistis.

Alasannya, implementasi mandatori B50 dipandang masih menghadapi tantangan termasuk dari aspek pemenuhan bahan baku minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), infrastruktur pengembangan biodiesel yang perlu ditingkatkan, dan beban pendanaan serta harga keekonomian biodiesel yang lebih tinggi dari solar.

“Menurut saya, target menghentikan impor solar pada semester II–2026 dengan B50 itu terlalu ambisius dan belum realistis,” kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ketahanan Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan (Puskep UI), Ali Ahmudi, Rabu (15/10/2025).

Meskipun begitu, Ali tetap menilai mandatori B50 pada tahun depan bisa berpotensi mengurangi impor solar meski tidak sampai menyetop impor bahan bakar diesel atau gasoil tersebut.

Biodiesel./Bloomberg-James MacDonald

Dihubungi secara terpisah, pakar energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi memprediksi impor solar tetap akan dilakukan pada tahun depan meskipun program biodiesel B50 telah dijalankan.