RI Mau Stop Impor Solar 2026 Usai Biodiesel B50: Lebih Mahal 25%
Azura Yumna Ramadani Purnama
13 October 2025 16:50

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pakar energi dari Universitas Padjajaran (Unpad) Yayan Satyakti memprediksi dana insentif yang dibutuhkan untuk menjalankan mandatori biodiesel B50 pada 2026 akan lebih mahal sekitar 20%—25% dibandingkan dengan subsidi yang diberikan untuk produk solar yang diimpor pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi solar Tanah Air.
Yayan menjelaskan lebih tingginya dana insentif yang harus dikeluarkan pemerintah tersebut terjadi sebab harga minyak sawit dunia atau crude palm oil (CPO) terus meningkat, sehingga memperlebar disparitas harga dengan solar.
Apalagi, pemerintah juga berencana memangkas ekspor CPO sebanyak 5,3 juta ton demi menopang kecukupan bahan baku B50. Hal tersebut juga berisiko mengerek harga komoditas minyak nabati andalan Indonesia tersebut.
Untuk itu, Yayan menyarankan pemerintah memperhitungkan kembali implementasi mandatori B50 pada 2026 dengan menyetop impor solar.
Sebagai gambaran, sepanjang 2024 realisasi subsidi solar mencapai Rp17,1 triliun. Sementara itu, besaran insentif yang diberikan pemerintah untuk program biodiesel B40 pada tahun ini, sudah diproyeksikan meningkat Rp16,8 triliun menjadi total Rp52,3 triliun.

































