Logo Bloomberg Technoz

Ekspor CPO Mau Dipangkas, Bahlil Buka Opsi DMO Sawit Buat B50

Azura Yumna Ramadani Purnama
14 October 2025 16:17

Truk yang mengangkut minyak sawit mentah mengantri di luar pabrik Apical Group Ltd. di Marunda, Jakarta, Indonesia. Fotografer: Dimas Ardian/Bloomberg
Truk yang mengangkut minyak sawit mentah mengantri di luar pabrik Apical Group Ltd. di Marunda, Jakarta, Indonesia. Fotografer: Dimas Ardian/Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melempar opsi penerapan domestic market obligation (DMO) untuk minyak sawit khusus untuk bahan baku biodiesel, seiring dengan akan dilakukannya pemangkasan ekspor crude palm oil (CPO) sebesar 5,3 juta ton untuk program B50.

Menurut Bahlil, jika opsi pemangkasan ekspor CPO dipilih, pemerintah akan menyiapkan kebijakan pengaturan pasokan minyak sawit yang diperuntukkan untuk industri dalam negeri dan yang akan di ekspor.

Nah, kalau alternatif ketiga yang dipakai, memangkas sebagian ekspor, maka salah satu opsinya adalah mengatur antara kebutuhan dalam negeri dan luar negeri. Itu di dalamnya adalah salah satu instrumennya DMO,” kata Bahlil kepada awak media, di kantor Kementerian ESDM, Selasa (14/10/2025).


Bahlil mengatakan penerapan mandatori B50 pada semester II-2026 akan menambah kebutuhan CPO untuk sektor energi. Dia menyatakan terdapat tiga opsi yang akan ditempuh untuk memenuhi pasokan CPO tersebut, yang salah satunya melalui pembatasan ekspor dan penerapan DMO.

Mesin mengekstrak minyak kelapa sawit dari tandan buah segar di fasilitas pemrosesan./Bloomberg-Ivan Valencia

Opsi lainnya, kata Bahlil, adalah memaksimalkan produksi CPO dengan mengintensifkan perkebunan sawit. Opsi ketiga, mempercepat pembukaan lahan perkebunan sawit baru di Indonesia.