Logo Bloomberg Technoz

Dollar Index sekaligus berada di posisi terkuat sejak 31 Juli atau lebih dari dua bulan perdagangan.

Dolar AS menguat di tengah sentimen aset–aset berisiko seperti saham sepertinya sudah naik terlalu tajam. Terlebih lagi ada pembicaraan menyoal overheat.

“Beberapa area di pasar sepertinya memang sudah overheat. Kenaikan tanpa sentimen yang kuat membuat pasar sensitif terhadap kejutan,” papar Keith Lerner dari Truist Advisory Services Inc, seperti yang dilaporkan Bloomberg News.

DXY Menguat Tertinggi dalam 2 Bulan (Bloomberg)

Namun rupiah masih relatif stabil terdorong aksi beli yang berlanjut di pasar keuangan dalam negeri. Seminggu ini, obligasi pemerintah acuan Indonesia mencatat kinerja mingguan terbaiknya dalam hampir dua tahun, di tengah meningkatnya ekspektasi akan adanya pemangkasan suku bunga lanjutan, BI Rate.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun turun 2,3 basis poin (bps) menjadi 6,1% pada perdagangan Jumat. Secara mingguan, yield tersebut diestimasikan sudah turun 21 basis poin — penurunan terbesar sejak November 2023.

Bank Indonesia diprediksi akan melanjutkan pelonggaran kebijakan moneternya menyusul data ekonomi September yang masih lemah, tulis Rully Wisnubroto, Chief Economist Macroeconomy Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dalam catatannya.

Rully menambahkan, “BI kemungkinan akan memilih injeksi likuiditas melalui operasi pasar terbuka dengan pembelian surat berharga, mengingat selisih antara suku bunga BI dan Fed Funds Rate sudah semakin sempit.”

Langkah tersebut, lanjutnya dalam riset yang sama, “dapat semakin menekan imbal hasil obligasi pemerintah sekaligus mendukung penguatan pasar saham dalam jangka menengah.”

(fad/aji)

No more pages