Logo Bloomberg Technoz

Soal Banjir Baju Muslim China, Asosiasi Sandang Minta Awasi Impor

Merinda Faradianti
10 October 2025 15:00

Pengunjung berbelanja pakaian di Pasar Tasik, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (27/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pengunjung berbelanja pakaian di Pasar Tasik, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (27/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI) menanggapi pernyataan Kementerian Keuangan yang menyebut hampir seluruh busana muslim yang beredar di Indonesia diimpor dari China.

Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Farhan Aqil, banyaknya baju muslim  yang berasal dari China ini seyogyanya sudah lama disuarakan pelaku industri tekstil dan produsen serat.

"Karena Pak Purbaya [Menteri Keuangan] sempat bicara mengenai pertekstilan ini, kami berharap bisa jadi atensi bersama dan kami dilibatkan dalam penyelamatan ekosistem industri TPT ini," tambahnya.


Menurut Farhan, kenyataan yang terjadi di dunia industri TPT itu dipastikan akan mengganggu ekosistem yang sudah terintegrasi. Kata Farhan, impor itu disebut-sebut sudah menjalar ke produk bahan baku lain, seperti kain dan benang. 

"Importasi ini tidak terkontrol. Importasinya bocor lewat pemberian kouta berlebihan yang diberikan rekomendasinya oleh Kementerian Perindustrian. Khawatirnya ini bisa menjalar ke produk yang lain," pungkasnya.