Rupiah Masih Dibayangi Sentimen 'Burden Sharing' Asta Cita
Redaksi
04 September 2025 07:52

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berpeluang memperbaiki kinerja dalam perdagangan di pasar spot hari ini apabila melihat sentimen pasar global yang cenderung makin memberi dukungan pada skenario penurunan suku bunga acuan Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat (AS).
Namun, kewaspadaan investor mungkin masih membayangi peluang rupiah dari sentimen domestik, termasuk terkait rencana Bank Indonesia menggeber lagi program pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dengan skema burden sharing dengan Kementerian Keuangan untuk membiayai program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Indeks dolar AS ditutup melemah 0,26% tadi malam di level 98,14. Pelemahan DXY tak membuat rupiah forward (NDF) di pasar offshore menguat. Pada penutupan bursa New York kemarin, rupiah NDF ditutup melemah 0,12% di level Rp16.480/US$.
Pagi ini, Kamis (4/9/2025), rupiah NDF bergerak di kisaran Rp16.465/US$. Cukup berjarak dengan posisi penutupan rupiah spot kemarin di level Rp16.415/US$, mengisyaratkan potensi tekanan di pasar hari ini untuk mata uang Indonesia masih terbuka.
Sentimen pasar global sejatinya cenderung mendukung penguatan mata uang emerging market. Data pembukaan lapangan kerja di AS, JOLTS Opening, yang dirilis tadi malam mencatat angka lebih rendah ketimbang perkiraan pasar sehingga memberi kesan kondisi pasar kerja di negeri itu memang tengah tertekan. Angka pemutusan hubungan kerja, JOLTS Layoff rate juga naik menyentuh 1,1%.

































