Logo Bloomberg Technoz

BKPM Kaji Batasi Investasi LFP, Demi Pacu Adopsi Baterai Nikel

Azura Yumna Ramadani Purnama
06 August 2025 17:40

Sel baterai LFP berdaya tinggi dipamerkan di stan Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) di pameran Transportasi IAA./Bloomberg-Krisztian Bocsi
Sel baterai LFP berdaya tinggi dipamerkan di stan Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) di pameran Transportasi IAA./Bloomberg-Krisztian Bocsi

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membuka peluang untuk mengetatkan perizinan pembangunan pabrik baterai berbasis lithium ferro phosphate (LFP), demi mendorong penggunaan baterai berbasis nikel atau nickel maganese cobalt (NMC).

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan menyebut, meskipun peluang pengetatan penerbitan izin pabrik LFP terbuka lebar, pemerintah tetap tidak bisa serta-merta melakukan hal tersebut.

Dia menegaskan pabrikan baterai LFP tetap memberikan dampak positif bagi peralihan kendaraan berbasis bahan bakar fosil ke kendaraan berbasis baterai atau electric vehicle (EV).


“Logikanya begitu ya [perizinan pabrik baterai LFP diketatkan], karena kita ingin lebih menghilirkan yang nikelnya,” kata Nurul ditemui awak media, di sela International Battery Summit 2025, Rabu (6/8/2025).

“Kita akan lebih mendorong kepada NMC, tetapi kita enggak bisa melarang sama sekali LFP. Itu juga enggak bisa,” Nurul menegaskan kembali pernyataannya.

Permintaan baterai EV berbasis LFP terus naik./dok. Bloomberg