Tadi malam, data klaim pengangguran AS diumumkan di mana angkanya mencatat penurunan untuk enam pekan beruntun. Ini menjadi tren penurunan klaim tunjangan pengangguran terpanjang sejak 2022 silam.
Initial jobless claims pada pekan yang berakhir pada 19 Juni tercatat sebesar 217.000 klaim, turun dibanding periode sebelumnya dan lebih kecil ketimbang perkiraan pasar.
Sedangkan klaim lanjutan tercatat sebesar 1,95 juta, stabil dibanding periode sebelumnya.
Aktivitas manufaktur AS juga masih tangguh. Indeks PMI manufaktur S&P Global negeri itu tercatat di angka ekspansi 54,6, naik dibanding bulan Juli sebesar 52,9 dan melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan akan ada penurunan indeks.
Di pasar swap, para traders akhirnya mengurangi ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed, menjadi kurang dari dua kali penurunan pada tahun ini.
The Fed akan menggelar pertemuan pada pekan depan, tepatnya 30 Juli. Pasar memperkirakan Fed fund rate masih akan tetap di level saat ini.
Tekanan jual pada obligasi pemerintah AS, US Treasury, juga berlanjut di tengah sentimen risk-on yang menguat pasca tercapainya beberapa kesepakatan dagang AS dengan negara-negara utama. Yield semua tenor UST terkikis di mana seperti dilihat pada pagi ini, tenor 2Y naik 3,5 bps, bersama tenor 10Y yang juga naik 1,8 bps.
Tren serupa juga mungkin akan berlanjut di pasar domestik ketika investor Surat Utang Negara melakukan aksi ambil untung, sedang pada saat yang sama indeks saham berlari kencang.
Rupiah telah mencetak kinerja dalam tiga hari perdagangan beruntun pekan ini dan berhasil meninggalkan zona Rp16.300-an/US$. Dibanding posisi penutupan pekan lalu, rupiah baru mencetak penguatan tipis 0,01%. Sedangkan selama kuartal III-2025, rupiah masih melemah 0,3%, terburuk keenam di Asia.
Sepanjang tahun ini, masih jadi yang terdalam di kawasan Asia dengan pelemahan mencapai 1,14%, di kala mayoritas mata uang menguat tajam terhadap dolar AS.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi kembali akan melemah, dibayangi sejumlah sentimen yang menekan, dengan target pelemahan menuju level Rp16.300/US$ yang merupakan support pertama dengan target pelemahan kedua akan tertahan lagi di Rp16.310/US$.
Apabila kembali break kedua support tersebut, rupiah berpotensi melemah lanjutan dengan menuju level Rp16.350/US$ hingga Rp16.400/US$ sebagai support terkuatnya.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati ada pada level di range Rp16.250/US$ dan selanjutnya Rp16.200/US$ hingga Rp16.180/US$ potensialnya.
(rui)

































