Logo Bloomberg Technoz

“Pilih suplemen yang terdaftar di BPOM, cek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsanya jangan lupa,” ujarnya.

Selain itu, pihak BPOM RI juga menyebut saat ini masih terus melakukan koordinasi dengan Therapeutic Good Administration (TGA), yakni otoritas regulasi obat dan suplemen di Australia. Sejauh ini, memang belum ada penindakan seperti penarikan produk dari kasus ini.

Sebelumnya diberitakan, salah satu penggugat class-action dari warga Australia Dominic Noonan-O’Keeffe yan melaporkan kesehatannya mulai mengonsumsi Blackmores sejak Mei 2023. 

Ia meminum vitamin tersebut untuk meningkatkan kesehatan jelang kelahiran anak pertamanya.

Tak sadar bahwa produk magnesium tersebut mengandung vitamin B6 dalam kadar yang berpotensi "toxic".

Ia mengaku mengalami sejumlah gejala-gejala yang amat parah, yakni meliputi kelelahan, sakit kepala, kejang otot, jantung berdebar-debar, dan kehilangan sensasi.

Tim kantor pengacara Noonan-O'Keefie, Polaris, kemudian menyatakan bahwa dokter mendiagnosis kiennya mengalami neuropathy atau masalah saraf akibat kelebihan vitamin B6.

Ia mengaku masih mengalami keluhan tersebut meski sudah berhenti konsumsi Blackmores pada awal 2024.

Selain itu, sebagai penggugat utama class-action menduga produk tersebut mengandung sekitar 29 kali lipat kandungan vitamin B6 harian dari yang direkomendasikan.

Polaris Lawyers kini sedang menyelidiki usulan gugatan class action terhadap Blackmores atas kadar B6 yang berlebihan dalam suplemen vitamin mereka.

"Sangat mengkhawatirkan ketika berjalan menyusuri lorong vitamin di apotek mana pun di Australia dan melihat suplemen vitamin mengandung kadar B6 yang jauh di atas asupan harian yang direkomendasikan," ujar Pendiri dan Kepala Polaris Lawyers, Nick Mann, dikutip Senin (21/07).

(dec/spt)

No more pages