Logo Bloomberg Technoz

Pekan BI Rate Dimulai, Rupiah Masih Dibayangi Isu Tarif AS

Tim Riset Bloomberg Technoz
14 July 2025 07:41

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan bergerak dalam rentang sempit dibayangi risiko pelemahan di tengah sentimen pasar global yang masih dibatasi oleh isu tarif dagang Amerika Serikat (AS).

Pekan ini, perhatian pasar domestik akan terarah ke Thamrin, kantor Bank Indonesia, ketika Rapat Dewan Gubernur BI digelar untuk menentukan kebijakan moneter bulan Juli, di tengah konsensus pasar yang sejauh ini memprediksi suku bunga acuan akan tetap di 5,50%.

Indeks dolar AS kembali bangkit pada Senin pagi ini (14/7/2024), setelah pekan lalu membukukan penguatan 0,7%. Kini DXY bergerak di kisaran 97,83, dan mungkin akan membatasi ruang gerak mata uang nondolar dalam perdagangan hari ini.

Di pasar offshore, rupiah NDF bergerak stagnan di kisaran Rp16.243/US$, setelah sepekan lalu melemah 0,23%. Pergerakan rupiah spot, yang pekan lalu ditutup di level Rp16.211/US$ biasanya mengekor dinamika di pasar mancanegara.

Di Asia pagi ini, beberapa mata uang cenderung menguat dipimpin oleh yen, bersama won, dolar Singapura, yuan offshore dan yuan Tiongkok. Hanya dolar Hong Kong yang masih melemah tipis.