Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan bergerak dalam rentang sempit dibayangi risiko pelemahan di tengah sentimen pasar global yang masih dibatasi oleh isu tarif dagang Amerika Serikat (AS).

Pekan ini, perhatian pasar domestik akan terarah ke Thamrin, kantor Bank Indonesia, ketika Rapat Dewan Gubernur BI digelar untuk menentukan kebijakan moneter bulan Juli, di tengah konsensus pasar yang sejauh ini memprediksi suku bunga acuan akan tetap di 5,50%.

Indeks dolar AS kembali bangkit pada Senin pagi ini (14/7/2024), setelah pekan lalu membukukan penguatan 0,7%. Kini DXY bergerak di kisaran 97,83, dan mungkin akan membatasi ruang gerak mata uang nondolar dalam perdagangan hari ini.

Di pasar offshore, rupiah NDF bergerak stagnan di kisaran Rp16.243/US$, setelah sepekan lalu melemah 0,23%. Pergerakan rupiah spot, yang pekan lalu ditutup di level Rp16.211/US$ biasanya mengekor dinamika di pasar mancanegara.

Di Asia pagi ini, beberapa mata uang cenderung menguat dipimpin oleh yen, bersama won, dolar Singapura, yuan offshore dan yuan Tiongkok. Hanya dolar Hong Kong yang masih melemah tipis.

Pasar global masih diliputi isu tarif AS yang masih panas. Terbaru, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan pengenaan tarif sebesar 30% terhadap barang impor dari Uni Eropa dan Meksiko.

Para pelaku pasar juga mencermati perkembangan isu seputar serangan Trump terhadap Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Ahli Strategi Deutsche Bank AG George Saravelos mengatakan, potensi pemecatan Powell merupakan risiko besar dan tidak diperhitungkan oleh pasar sejauh ini sehingga hal itu bisa memicu penjualan dolar AS dan US Treasury.

"Jika Trump memaksa Powell berhenti, dalam 24 jam berikutnya kemungkinan akan terjadi penurunan nilai dolar AS sebesar 3-4% serta aksi jual obligasi sebesar 30-40 basis poin," kata Saravelos, dilansir dari Bloomberg News.

Dari pasar domestik, pekan ini adalah pekan penentuan suku bunga acuan BI Rate. Berdasarkan konsensus pasar yang dilansir Bloomberg sampai Senin pagi ini, pasar memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di 5,50%.

Namun, konsensus itu tidak bulat. Sebanyak 11 dari 25 ekonom memperkirakan, BI berpeluang menurunkan bunga acuan sebanyak 25 bps pada pekan ini dan membawa BI rate ke level 5,25%.

Pasar keuangan domestik, seperti terlihat dalam pergerakan sepekan terakhir, masih bertahan dari tekanan isu dagang tersebut ditandai dengan animo yang masih besar di pasar surat utang negara, ketika tekanan jual meningkat di pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Data Kementerian Keuangan yang dikutip oleh Bloomberg mencatat, kepemilikan asing di SBN bertambah Rp4,89 triliun menjadi Rp935,92 triliun, per 10 Juli, dibanding posisi pekan sebelumnya.

Namun di pasar saham, asing melego kepemilikan ekuitas rupiah mereka senilai US$ 115,2 juta dalam sepekan atau sekitar Rp1,86 triliun seperti ditunjukkan data Bloomberg.

Adapun di SRBI, asing juga membukukan net sell seiring tingkat imbal hasil yang terus menurun. Laporan Bank Indonesia mencatat, berdasarkan data transaksi antara 7-10 Juli lalu, investor asing mencatat net sell SRBI senilai Rp5,41 triliun.

Pemodal di regional Asia akan mengarahkan perhatian juga pada data perdagangan Tiongkok untuk mengukur dampak tarif AS serta potensi terjadinya frontloading ekspor negeri itu. Pekan ini, China juga akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi mereka.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah masih memiliki potensi menguat pada perdagangan hari ini, menuju Rp16.200/US$ hingga Rp16.180/US$. Level selanjutnya bisa menguat ke Rp16.150/US$ dengan keberhasilan breakout resistance di posisi sebelumnya.

Sedangkan untuk tren jangka menengah, atau dalam sepekan perdagangan, rupiah terkonfirmasi membentuk trend sideways dengan laju yang amat terbatas, apabila tertembus trendline channel kuatnya maka akan makin berpotensi menuju Rp16.100/US$, yang tercermin dari time frame daily.

Apabila rupiah memberikan tanda-tanda melemah, support terdekat dapat menuju Rp16.250/US$, sementara kisaran gerak rupiah dalam support ada di antara Rp16.300 sampai dengan Rp16.400/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Senin 14 Juli 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages