Sementara itu, PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG) menawarkan 563,2 juta saham dan berhasil mencatat oversubscription sebesar 31,65 kali, dengan total peminat mencapai 160.484 investor tertinggi di antara keempat emiten. PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) pun mencatat performa yang jauh lebih baik dibanding PMUI, dengan 266,6 juta saham yang ditawarkan dan oversubscription sebesar 8,44 kali, serta menarik minat 76.982 investor.
Minat pasar yang minim terhadap saham PMUI sempat membuat pencatatan sahamnya berada dalam posisi kritis. Komisaris Independen PMUI, Theo Lekatompessy mengungkap bahwa hanya sekitar 25 persen dari total saham yang berhasil diserap pasar selama masa penawaran umum. Padahal, PMUI telah menunjuk PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) dengan skema full commitment yang seharusnya mewajibkan KISI menyerap seluruh sisa saham yang tidak terjual.
“Kalau full komitmen, itu sebetulnya bukan urusan saya, mau laku atau enggak. Harusnya underwriter-nya ambil semua. Tapi kenyataannya dia gagal menyerap,” kata Theo saat diwawancarai, Rabu (9/7/2025).
Dia bahkan menyebut harus turun tangan langsung untuk menalangi kekurangan dana yang seharusnya ditanggung penjamin emisi. “Ya, kasarnya saya cuci brankas untuk bantu KISI, supaya tetap bisa listing,” ujarnya.
Setelah seluruh dokumen dilengkapi dan tanggung jawab finansial diselesaikan, BEI akhirnya memberikan lampu hijau. Dalam pernyataan resminya, Bursa memastikan bahwa PMUI telah memenuhi seluruh ketentuan pencatatan dan dapat melantai bersama tiga emiten lain sesuai jadwal.
PMUI menargetkan dana sebesar Rp208,8 miliar dari IPO ini, yang akan digunakan untuk pembelian properti dari afiliasi dan pemberian pinjaman ke entitas anak, PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM). Perusahaan yang memulai bisnis sebagai toko ponsel kecil di Cirebon pada 1998 ini kini berkembang menjadi mitra distribusi resmi XL Axiata serta pelaku distribusi produk FMCG.
(dhf)