Logo Bloomberg Technoz

Terdampak Isu Tarif Trump 32%

Mencermati lebih jauh, kenaikan tarif bea masuk itu akan berdampak negatif pada barang–barang ekspor RI tujuan AS. Dengan kata lain, lonjakan tarif yang sebesar itu berpotensi mendorong kenaikan harga produk, yang pada nantinya turut berisiko pada penurunan tingkat permintaan.

Terlebih lagi, kenaikan tarif ini terjadi saat kondisi ekonomi global sedang lesu. Kondisi tersebut tentu akan memengaruhi emiten yang memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap penjualan ekspor ke pasar AS.

Namun memang, dampak tarif amat sangat bergantung pada kontribusi produk atau barang terhadap pendapatan dan/atau penjualan perusahaan masing-masing.

Mengulas singkat, berikut saham–saham yang terdampak tarif Trump 32%.

1. PT INTEGRA INDOCABINET TBK (Saham WOOD)

Emiten perusahaan furnitur dan kayu, berpotensi terkena dampak dari kebijakan tarif Trump. 

Melansir laporan keuangan full year tahun 2024, emiten dengan kode saham WOOD tercatat penjualan ekspor ke Amerika mencapai Rp2,52 triliun, nyaris 90% dari total penjualan yang terungkap dari data pendapatan berdasarkan lokasi pelanggan.

2. PT GAJAH TUNGGAL TBK (Saham GJTL)

Menyusul perusahaan produsen ban terbesar di Indonesia dinilai juga akan terdampak dari tarif AS. 

Mencermati pasar ekspor, –luar Negeri– perusahaan tujuan Amerika mencapai Rp2,27 triliun di sepanjang tahun 2024. Nilai nominal tersebut terbesar di antara tujuan ekspor ke negara–negara lain bagi GJTL Eropa, Asia, Timur Tengah, Afrika, Australia, ataupun Oceania misalnya.

3. PT PANCA MITRA MULTIPERDANA TBK (Saham PMMP)

Perusahaan yang terafiliasi dengan Kaesang Pangarep PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) juga berpotensi terkena dampak dari tarif yang digagas oleh Presiden AS, Donald Trump.

Perusahaan dengan lini bisnis utama ekspor udang beku ke beberapa negara, termasuk Amerika– yang turut menjadi tujuan paling atas dari penjualan ekspor.

Mencermati laporan keuangan per September 2024 tahun lalu, peran serta penjualan tujuan AS ini mencapai US$42,33 juta (Rp687 miliar). Porsi kedua baru menyusul Asia dengan perolehan US$19,86 juta (Rp322 miliar), dengan itu pasar Amerika amat sangat potensial dan terbesar bagi PMMP.

4.  PT SELAMAT SEMPURNA TBK (Saham SMSM)

Emiten perusahaan yang memproduksi suku cadang otomotif dan mesin industri, turut terkena dampaknya. Pasalnya, penjualan ekspor ke benua Paman Sam di sepanjang tahun 2024 lalu berhasil mencapai Rp818,73 miliar, sejumlah 15% dari total penjualan keseluruhan perusahaan.

Terlebih lagi, pasar Amerika merupakan peringkat kedua terbesar yang digencarkan perusahaan.

5. PT TRISULA INTERNATIONAL TBK (Saham TRIS)

Perusahaan yang utamanya bergerak di sektor industri garmen dan perdagangan ritel, dengan kode saham TRIS, juga tersengat dampak tarif Trump.

Ilustrasi sektor padat karya industri tekstil Sritex. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Mengingat, Perseroan mendirikan Trisco Tailored and Woven International Ltd. pada tahun 2017 yang berdomisili di Amerika Serikat. Otomatis, pihak ketiga dan juga pihak berelasi yang tercatat di laporan keuangan penjualan bersih mengakumulasi nilai Ekspor mencapai Rp800,85 miliar ditambah Rp98,2 miliar. Artinya pasar Amerika amat potensial bagi TRIS.

6. PT INDAH KIAT PULP and PAPER TBK dan PT PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA TBK (Saham INKP dan TKIM)

Dua entitas usaha grup Sinarmas, yaitu INKP dan TKIM, merupakan perusahaan industri kertas yang memiliki orientasi ekspor signifikan— mencapai lebih dari 50% dari total penjualan keseluruhan.

Salah satu tujuan ekspor utama bagi keduanya adalah Amerika. Tercermin dari laporan keuangan perusahaan full year tahun 2024, INKP mencatatkan kontribusi ekspor ke Amerika mencapai US$137.48 juta (Rp2,23 triliun), sedangkan TKIM sebesar US$32.69 juta (Rp531 miliar).

7. PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK (Saham JPFA)

Saham JPFA, perusahaan ayam olahan, karkas, pakan ternak, anak ayam umur sehari (day old chicken), hingga produk perikanan, gencar melangsungkan ekspor ke berbagai negara, termasuk Amerika. Pada tahun penuh 2024, JPFA mencatatkan nilai ekspor mencapai Rp962,51 miliar.

Namun memang, nilai tersebut tidak mencerminkan keseluruhan nilai ekspor perusahaan, yang nantinya akan terbagi ke sejumlah negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Italia, serta beberapa negara di Asia seperti Jepang, Taiwan, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei, dan Singapura.

8. PT STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA TBK (Saham ISSP)

Perusahaan yang memproduksi berbagai macam pipa/tabung baja, seperti pipa struktural, pipa minyak dan gas, pipa baja tahan karat, pipa galvanik, tiang baja, dan tabung mekanis, serta produk terkait lainnya, juga mencicipi pasar ekspor Amerika, yang jika diakumulasikan keseluruhan nilai penjualan dan pendapatan dari ekspor mencapai Rp176.92 miliar.

Biarpun fokus SPINDO adalah pasar lokal dalam negeri yang tercermin dari nilainya mencapai Rp5.94 triliun, mereka juga melakukan ekspor, dan Amerika Serikat adalah salah satu pasar tujuan mereka. Ekspor pipa baja dari Indonesia ke Amerika Serikat, termasuk yang dilakukan oleh PT SPINDO.

9. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK dan PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK (Saham INDF dan ICBP)

Selanjutnya, emiten saham konsumsi yang sudah amat dikenal luas di seluruh dunia melalui produk mi instan, yaitu ICBP dan induk perusahaannya, INDF. Berhasil menjangkau pasar internasional dan dapat ditemukan di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.

Namun memang, kontribusi ekspor tidak menjadi yang paling besar dari total pencapaian nilai penjualan, tetap saja, dampak tarif Trump dan eksposur global dinilai tetap relevan untuk dicermati seksama, terlebih lagi dalam konteks potensi perubahan kebijakan dagang internasional.

(fad/aji)

No more pages