Namun, prospek tercapainya kesepakatan masih belum jelas. Hamas menyatakan bersedia membebaskan 10 sandera dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina di penjara Israel, tetapi tidak menyebutkan akan menyerahkan senjata atau mengasingkan para pemimpin yang tersisa — dua syarat yang telah ditetapkan Israel untuk kesepakatan apa pun.
Israel dan Amerika Serikat belum memberikan tanggapan atas pernyataan yang dipublikasikan melalui kanal resmi Telegram milik Hamas itu.
Mohammed Sinwar sebelumnya menjadi target dalam serangan militer Israel pada 13 Mei lalu di kota Khan Younis, Gaza bagian selatan. Saat itu, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa eliminasi Sinwar dapat memperlancar jalannya negosiasi.
“Saya kira ini akan memudahkan tercapainya kesepakatan,” kata Menteri Kabinet Keamanan Zev Elkin saat diwawancarai Army Radio, menanggapi dampak kematian Sinwar yang saat itu belum dikonfirmasi. “Tak bisa disangkal bahwa Mohammed Sinwar merupakan penghambat terbesar dalam negosiasi ini sejak lama.”
Wakil tertinggi Sinwar, Izz al-Din al-Haddad, diperkirakan akan menjadi penggantinya. Haddad merupakan komandan Hamas di Gaza City dan wilayah utara lainnya.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke wilayah Israel menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 lainnya. Sejak itu, lebih dari 53.000 warga Palestina tewas akibat serangan balasan Israel.
Sementara itu, sebuah yayasan bantuan yang didukung oleh Israel dan AS menyatakan telah beroperasi selama dua hari berturut-turut, serta membantah laporan mengenai adanya korban jiwa ketika warga Palestina menyerbu lokasi distribusi bantuan pada Selasa lalu. Israel sebelumnya memblokir masuknya bantuan ke Gaza sejak berakhirnya gencatan senjata pada Maret lalu.
(bbn)
