Logo Bloomberg Technoz

Indef: Efisiensi Berlebihan Gerogoti Ekonomi Awal Tahun Ini

Dovana Hasiana
28 May 2025 19:20

Potret pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Bloomberg)
Potret pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kegiatan efisiensi besar-besaran yang dilakukan pemerintah justru berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025.

Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto mengatakan realisasi pertumbuhan 4,87% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I-2025 menandakan Indonesia bergerak menjauh dari target 5,2% sesuai anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025.

Alih-alih meningkatkan produktivitas di birokrasi, Eko melanjutkan, efisiensi anggaran justru memberikan delusi potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terlebih, kebijakan serupa juga diterapkan pada industri swasta, di mana tidak ada aktivitas yang bisa menstimulasi perekonomian.

"Efisiensi yang berlebihan sejak awal tahun, jadi menurut saya efisiensi ini sudah berlebihan dan bukannya meningkatkan produktivitas birokrasi apalagi perekonomian tetapi malah mendelusi potensi pertumbuhan," ujar Eko dalam agenda KEM-PPKF 2026: Efisiensi Berlanjut, Mimpi 8% Makin Surut?," Rabu (28/5/2025).

Selain itu, Eko menyoroti kisaran pertumbuhan ekonomi pada level 5,2% hingga 5,8% pada dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) pada 2026 sebenarnya memang tidak mudah dicapai. Namun, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada tahun depan untuk bisa menyelesaikan berbagai persoalan kesejahteraan, seperti kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran.