Bloomberg Technoz, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai nilai tukar rupiah pada dalam rentang Rp16.500-Rp16.900/US$ dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) pada 2026 memberikan pesimisme bagi pasar dan perekonomian.

Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto menyoroti level tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan Rp16.000/US$ yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Eko mengamini bahwa rupiah sempat mengalami depresiasi saat pengumuman tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Namun, rata-rata rupiah sepanjang tahun berjalan belum mencapai Rp16.500/US$.

"Seharusnya kita bisa memberikan optimisme ke perekonomian bahwa nilai tukar bisa di angka Rp16.000/US$ target di KEM-PPKF. Nanti bagaimana kebijakan bank sentral akan mengikuti itu," ujar Eko dalam agenda KEM-PPKF 2026: Efisiensi Berlanjut, Mimpi 8% Makin Surut?," Rabu (28/5/2025).

Nilai tukar rupiah masih tertahan lemah di Rp16.298/US$ siang ini, setelah pagi tadi sempat menyentuh Rp16.311/US$. Kementerian Keuangan mencatat rupiah berada pada level Ro16.460/US$ sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd).