Menurut Eko, level rupiah hingga Rp16.900/US$ akan memberikan risiko pelemahan optimisme di pasar karena menganggap nilai tukar rupiah akan mengalami banyak koreksi ke depannya.
"Untuk menghindari persepsi itu. kita harus kembalikan ke level optimismya Rp16.000/US$, meksi hari ini Rp16.300/US$ dan rata-ratanya sepanjang 2025 ini belum Rp16.500/US$," ujarnya.
Kementerian Keuangan menargetkan nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp16.500-Rp16.900 per dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun depan. Hal ini tercantum dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2026.
Perkiraan nilai tukar rupiah tersebut melemah drastis dibanding asumsi nilai tukar rupiah pada tahun ini yang dipatok Rp16.000/US$.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan perkiraan kurs rupiah tahun depan dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global. Kondisi tersebut sudah terindikasi dari terjadinya volatilitas yang cukup tinggi saat ini.
"Nah ketidakpastian global ini kan kita harus buka ruang. Sehingga 2026 kita berikan rentang yang konservatif," ujar Febrio di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Ke depan, Febrio menjelaskan asumsi makro ini masih akan terus dibahas oleh pemerintah bersama DPR RI. Dengan demikian, akan ada titik tengah menjelang penyusunan RAPBN 2026 mendatang.
"Ini masih rentang yang cukup besar. Nanti kita siapkan secara konservatif dan kredibel," tegas Febrio.
(lav)






























