Logo Bloomberg Technoz

“Fraksi Partai Gerindra DPR RI mengapresiasi capaian ekonomi Indonesia pada 2024 sebesar 5,03% dan kuartal I-2025 sebesar 4,87% year on year yang tercatat tetap kuat dan terjaga,” ujarnya.

Senada, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai target pertumbuhan ekonomi yang dipatok 5,2%-5,8% dalam KEM-PPKF 2026 bersifat kurang optimis bila dikaitkan dengan komitmen pemerintah untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8% pada akhir periode pemerintahan.

Anggota Komisi VI Fraksi PKB Rivqy Abdul Halim (PKB) mengatakan, Fraksi PKB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi lebih optimis sebesar 5,6% sampai 6% pada 2026, atau lebih tinggi dari proyeksi pemerintah.

"Kondisi ini dapat tercapai dengan catatan bahwa pemerintah harus memperkuat ketahanan ekonomi domestik dengan mendorong konsumsi rumah tangga," ujar Rivqy dalam sidang paripurna DPR RI ke-19 Masa Persidangan III Tahun Sidang 2024-2025, Selasa (27/5/2025).

Menyitir dokumen KEM-PPKF, pertumbuhan ekonomi pada 2026 diperkiraan tumbuh pada kisaran 5,2-5,8%. Stabilisasi harga, daya beli yang terjaga, serta peningkatan kesempatan kerja diharapkan mampu memperkuat konsumsi rumah tangga sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, konsumsi pemerintah akan difokuskan pada program-program produktif yang mendorong kualitas sumber daya manusia (SDM), seperti pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan dan energi, termasuk melalui implementasi program MBG.

Kinerja ekspor juga didorong melalui berbagai kebijakan di antaranya, melalui strategi hilirisasi industri, diversifikasi produk, serta perluasan pasar ekspor ke berbagai negara (trade diversion dan trade creation). Sementara itu, akselerasi investasi akan terus diperkuat dengan pemerataan pembangunan infrastruktur, optimalisasi melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, serta penciptaan iklim usaha yang makin kondusif.

"Transformasi ekonomi menuju sektor-sektor bernilai tambah tinggi, berorientasi pada keberlanjutan dan rendah emisi, akan menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing nasional di tengah dinamika global," sebagaimana dikutip melalui dokumen KEM-PPKF.

Meski demikian, risiko eksternal seperti ketegangan geopolitik dan melemahnya permintaan global tetap perlu diantisipasi melalui kebijakan yang adaptif, responsif, serta berorientasi jangka panjang.

Berikut Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF):

  1. Pertumbuhan ekonomi: 5,2%-5,8%
  2. Suku Bunga Surat Berharga Negara 10 Tahun: 6,6%-7,2%
  3. Nilai tukar: Rp16.500-Rp16.900/US$
  4. Inflasi: 1,5%-3,5%
  5. Harga minyak mentah Indonesia/Indonesia Crude Oil Price (ICP): US$60-US$80/barel
  6. Lifting minyak mentah: 600-605 ribu barel per hari (rbph)
  7. Lifting gas bumi: 953-1.017 ribu barel setara minyak per hari (rbsmph)
  8. Tingkat pengangguran terbuka: 4,44%-4,96%
  9. Rasio gini: 0,377-0,380
  10. Tingkat kemiskinan ekstrem: 0%
  11. Tingkat kemiskinan: 6,5%-7,5%
  12. Indeks modal manusia: 0,57

(ell)

No more pages