Hal-hal Negatif Jika Seluruh Pabrik iPhone Kembali ke AS
Pramesti Regita Cindy
20 May 2025 15:35

Bloomberg Technoz, Jakarta - Wacana Donald Trump untuk memaksa Apple memindahkan seluruh pabrik iPhone dari luar negeri, kembali pulang kampung ke Amerika Serikat (AS), kian mencuat. Namun kebijakan ini dinilai kontraproduktif dan bisa menjadi bumerang bagi Apple sendiri, atau dengan kata lain strategi tersebut bisa diibaratkan sebagai upaya Apple untuk 'menggali kuburannya sendiri'.
Upaya mendesak Apple memusatkan produksi iPhone di Amerika, juga tidak lepas dari dorongan pemerintahan Presiden Donald Trump dalam memagari lalu perdagangan Amerika dengan kebijakan tarif impor.
“Trump ingin perusahaan yang ingin balik ke AS akibat perang tarif, mendapatkan permodalan dengan rate bunga yang rendah,” terang Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda kepada Bloomberg Technoz, Selasa (20/5/2025).
Akan tetapi, realita yang terjadi justru semakin mahal biaya investasi di Negeri Paman Sam efek dari genderang perang tarif. Kebijakan tarif tinggi dan tekanan terhadap independensi sektor moneter dinilai akan memperparah kondisi ekonomi domestik.
“Ketika inflasi yang tinggi, maka yang akan dilakukan oleh Bank Sentral AS adalah menaikkan suku bunga acuannya. Trump ingin the Fed menurunkan suku bunga acuannya, sedangkan the Fed ingin memastikan sektor moneter “independen” dari tekanan eksekutif. Sesuatu hal yang memang sudah seharusnya dilakukan walaupun ada dampak terhadap keinginan Trump,” ungkap Huda.