Ia menduga bahwa dorongan Trump ke Apple bertujuan untuk menghindari perang tarif. Namun, keinginan itu tak disertai dengan ekosistem pembiayaan dan produksi yang kondusif. Dan, jika suku bunga tetap tinggi karena inflasi, maka biaya pinjaman modal pun akan ikut naik.
“Percuma jika ada keinginan menarik kembali perusahaan AS dari negara lain tapi cost of investment tinggi. Tapi jika diturunkan rate of investment maka inflasi tidak akan terkendali. Dalam jangka tertentu akan membuat ekonomi AS akan memburuk. Daya beli masyarakat akan anjlok,” sambung Huda.
Oleh karena iu, situasi tersebut membuat banyak perusahaan AS, termasuk Apple, enggan berinvestasi di AS. Pasalnya, mereka tidak hanya mempertimbangkan sentimen nasionalisme industri, tetapi juga logika bisnis dan efisiensi global.
Komentar Trump tersebut juga ini mengacaukan rencana Apple untuk mengimpor sebagian besar iPhone yang dijualnya di AS dari India pada akhir tahun depan.
Perusahaan diketahui tengah mempercepat pergeseran ke luar China untuk mengurangi risiko terkait tarif dan ketegangan geopolitik.
Apple memproduksi sebagian besar iPhone-nya di China dan tidak memproduksi smartphone di AS - meskipun Apple berjanji untuk membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di negara asalnya dan berkeinginan membelanjakan US$500 miliar di AS selama empat tahun ke depan.
“Ini adalah cara Trump yang sudah tidak asing lagi: ia ingin mendorong Apple untuk lebih banyak melokalisasi dan membangun rantai pasokan di AS, yang tidak akan terjadi dalam semalam,” ujar Tarun Pathak, direktur riset di Counterpoint, perusahaan analisis teknologi. “Membuat di AS juga akan jauh lebih mahal daripada merakit iPhone di India.”
Adapun dari perspektif Indonesia sebagai pasar konsumen iPhone, relokasi produksi Apple ke AS maupun India sama-sama tidak menguntungkan. Pasalnya, kedua negara berpotensi membuat harga produk naik akibat ongkos produksi dan distribusi yang lebih tinggi.
Sebaliknya, Indonesia justru diuntungkan jika Apple tetap memproduksi iPhone di China atau Vietnam, karena “terkait perjanjian free trade dengan China, ataupun Vietnam.”
(wep)